Apa yang terbesit dalam benak Anda jika mengatakan kata ‘anarki/anarkis/anarkisme’? Kekerasankah? Kekacauankah? Ataukah suatu kerusuhan atau pengrusakan? Coba sebentar Anda simak baik-baik pernyataan dibawah ini:
Berbagai filosofi hidup telah mewarnai dunia ini, dan beberapa diantaranya telah disalahartikan di beberapa belahan dunia. Pada saat ini, filosofi hidup yang telah disalahartikan di Barat adalah Islam yang dipandang antidemokrasi dan penyebab kemunduran penganutnya. Namun ada suatu filosofi hidup yang telah disalahartikan hampir di seluruh belahan bumi. Filosofi hidup yang kurang beruntung itu bernama anarkisme.
Sekilas Anarkisme
Anarkisme merupakan kata yang terdiri dari kata ‘anarki’ dan ‘isme’. Kata anarki berasal dari kata Anarchos yang merupakan bahasa Yunani. ‘A’ berarti tanpa/tidak/nihil, lalu ditambahkan sisipan ‘n’ dan disambung dengan ‘archos’ yang berarti pemimpin/pemerintah. Lalu ‘isme’ dapat diartikan suatu pemikiran/pandangan dunia/filosofi.
Anarkisme merupakan suatu filosofi hidup, ia bersandar pada nilai-nilai seperti kesadaran penuh untuk menjalankan suatu tindakan (otonomi penuh atas diri), kerjasama kemitraan (kesepakatan bebas dan egaliter), dan keragaman suatu aspirasi individu harus dibiarkan hidup dalam suatu tatanan sosial dengan tanpa saling meniadakan. Anarkisme mempercayai bahwa suaru hati manusia cenderung untuk menuju kebaikan universal. Alienasi manusia terjadi karena selama ia hidup, ia tidak lagi mendengarkan suara hati terdalam dari dirinya, sehingga ia telah bersandar pada moral (kebiasaan masyarakat) yang pada kenyataannya moral tersebut merupakan suatu standar dan interpretasi pikiran manusia yang relatif, dan secara fakta standar dan interpretasi moral tersebut bersifat monolitik dan dipaksakan ke dalam diri manusia dikebanyakan sistem masyarakat dunia saat ini. Baik itu secara estetika, etika dan logika diseluruh bidang kehidupan.
Anarkisme juga cukup skeptik terhadap apa yang disebut dengan kemajuan dan ideal peradaban-kebudayaan serta tujuan –tujuan yang menyertai kemajuan tersebut, seperti yang tampak dalam liberalisme, marxisme, sosialisme, komunisme, dan kapitalisme. Bukankah tujuan dari manusia hanyalah untuk melakukan tindakan-tindakan (sebagai simbol jiwa) dalam pengalamannya yang akan menimbulkan dampak kedamaian dan kebahagiaan bagi dirinya dan interaksi sosialnya. Jikapun terjadi suatu inovasi tehnologi, teori dan peradaban (sisi fisik dan tehnikal kehidupan) merupakan suatu konsekuensi yang logis yang timbul dari niat dalam tindakan-tindakan dalam pengalaman sebagai manusia untuk menciptakan kedamaian, kesejahteraan dan kebahagiaan.
Melihat hal yang telah dijelaskan, anarkisme berarti tidak menyediakan suatu blue-print bagaimana mencapai kultur dan peradaban yang ideal-sempurna serta tidak menyediakan suatu doktrin pragmatik yang monolitik. Ini berarti apa yang saya deskripsikan dalam tulisan ini, Anda boleh tidak setuju dengan pandangan anarkis yang saya ungkapkan, yang penting tercipta rasa saling memahami di antara kita.
Anarkisme melihat dunia sudah sempurna dalam ketiadasempurnaannya. Kesalahan-kesalahan tindakan manusia akan mengantarkan manusia kepada kebenaran. Maka, ketiadasempurnaan tindakan manusia akan mengantarkan manusia kepada kesempurnaannya.
Oleh sebab itu, aspirasi setiap tindakan manusia hjarus dibiarkan hidup selama tidak melewati batas teritori otonom setiap individu dalam interaksi sosial. Bukankah tatanan sosial tercipta sebagai jalan pendewasaan individu? Maka biarkanlah kehidupan ini berjalan dengan mempelajari kesalahan sejarah manusia. Seperti fakta Tuhan yang tidak menghukum manusia selama ia masih bernafas.
Disinterpretasi Anarkisme
Istilah ‘anarkis’ dengan stereotip kerusuhan, pengrusakan, dan kekacauan digunakan oleh para politisi dan jurnalis di akhir era abad 19, memang pada saat itu gerakan kaum anarkis memakai metode kekerasan untuk bertahan diri dari pemerintahan yang represif. Tetapi sampai sekarang istilah ‘anarkis’ masih dipakai untuk melabelkan seseorang atau kelompok di luar pemerintahan yang melakukan tindakan kriminal, dan istilah tersebut terlalu dilebih-lebihkan oleh para politisi, pelaku media dan para pakar serta pengamat.
Kemudian pertanyaan yang timbul adalah mengapa hal tersebut dapat terjadi? Mudah saja, karena anarkisme akan mengancam keberadaan negara dan sistem bisnis-kapitalisme serta teori-teori yang mendukung eksistensi negara dan kapitalisme.
Terkadang memang kaum anarkis terlibat dalam tindakan kekerasan dalam pola-pola gerakannya, namun itu semua hanya hal yang temporer demi pendewasaan dan pengalamannya sebagai manusia. Seperti Emma Goldman yang seorang anarkis, ia pernah terlibat aksi untuk mencoba pembunuhan dan akhirnya mengalami pembuangan. Setelah pembuangan tersebut ia sadar bahwa transformasi sosial menuju kesejahteraan manusia tidak akan mencapai tujuannya bila dilakukan dengan cara-cara kekerasan dan kekerasan terhadap makhluk hidup adalah hal yang dijauhi oleh anarkisme.
Penutup
Filosofi hidup anarkisme telah mengakar pada jaman pra-sejarah, sejarah dan kehidupan manusia saat ini. Anarkisme memasuki tahap sejarah sejak diekspresikan oleh kaum Cynic pada peradaban Yunani Kuno, Lao-Tzu di era Cina Kuno dan beberapa kaum mistik-spiritual di seluruh agama. Anarkisme lahir karena keberadaan manusia, dan keberadaan manusia terlahir oleh cinta. Cinta akan selalu melahirkan kegilaan, dan cinta selalu mempunyai logika tersendiri. Berikut salah satu logika cinta:
Ketika kasih sayang mendominasi jiwa manusia, maka tak ada lagi ruang bagi hasrat ingin menguasai sesuatu di luar dirinya. Tetapi ketika hasrat kekuasaan mendominasi jiwa manusia, maka tidak ada lagi ruang bagi rasa cinta untuk dirinya dan sesuatu di luar dirinya.
Oleh sebab itu, anarkisme akan selalu berjauhan dengan konsep eksistensi negara/pemerintahan yang merupakan alat untuk memuaskan hasrat ingin menguasai dan mengeksploitasi dalam jiwa manusia. Lalu tanpa disadari hasrat tersebut tidak pernah terpuaskan karena telah tertutup ruang untuk cinta.
Akhir kata, anarkisme merupakan filosofi hidup yang lahir dari cinta, dan hanya mereka yang sedang diselimuti cinta yang mampu merasa hidup aman tanpa pasukan dan senjata, serta mereka mampu melihat anarkisme suatu filosofi hidup yang realistik. Bagi pencinta, surga dan keabadian begitu nyata di depan mata.
Berbagai filosofi hidup telah mewarnai dunia ini, dan beberapa diantaranya telah disalahartikan di beberapa belahan dunia. Pada saat ini, filosofi hidup yang telah disalahartikan di Barat adalah Islam yang dipandang antidemokrasi dan penyebab kemunduran penganutnya. Namun ada suatu filosofi hidup yang telah disalahartikan hampir di seluruh belahan bumi. Filosofi hidup yang kurang beruntung itu bernama anarkisme.
Sekilas Anarkisme
Anarkisme merupakan kata yang terdiri dari kata ‘anarki’ dan ‘isme’. Kata anarki berasal dari kata Anarchos yang merupakan bahasa Yunani. ‘A’ berarti tanpa/tidak/nihil, lalu ditambahkan sisipan ‘n’ dan disambung dengan ‘archos’ yang berarti pemimpin/pemerintah. Lalu ‘isme’ dapat diartikan suatu pemikiran/pandangan dunia/filosofi.
Anarkisme merupakan suatu filosofi hidup, ia bersandar pada nilai-nilai seperti kesadaran penuh untuk menjalankan suatu tindakan (otonomi penuh atas diri), kerjasama kemitraan (kesepakatan bebas dan egaliter), dan keragaman suatu aspirasi individu harus dibiarkan hidup dalam suatu tatanan sosial dengan tanpa saling meniadakan. Anarkisme mempercayai bahwa suaru hati manusia cenderung untuk menuju kebaikan universal. Alienasi manusia terjadi karena selama ia hidup, ia tidak lagi mendengarkan suara hati terdalam dari dirinya, sehingga ia telah bersandar pada moral (kebiasaan masyarakat) yang pada kenyataannya moral tersebut merupakan suatu standar dan interpretasi pikiran manusia yang relatif, dan secara fakta standar dan interpretasi moral tersebut bersifat monolitik dan dipaksakan ke dalam diri manusia dikebanyakan sistem masyarakat dunia saat ini. Baik itu secara estetika, etika dan logika diseluruh bidang kehidupan.
Anarkisme juga cukup skeptik terhadap apa yang disebut dengan kemajuan dan ideal peradaban-kebudayaan serta tujuan –tujuan yang menyertai kemajuan tersebut, seperti yang tampak dalam liberalisme, marxisme, sosialisme, komunisme, dan kapitalisme. Bukankah tujuan dari manusia hanyalah untuk melakukan tindakan-tindakan (sebagai simbol jiwa) dalam pengalamannya yang akan menimbulkan dampak kedamaian dan kebahagiaan bagi dirinya dan interaksi sosialnya. Jikapun terjadi suatu inovasi tehnologi, teori dan peradaban (sisi fisik dan tehnikal kehidupan) merupakan suatu konsekuensi yang logis yang timbul dari niat dalam tindakan-tindakan dalam pengalaman sebagai manusia untuk menciptakan kedamaian, kesejahteraan dan kebahagiaan.
Melihat hal yang telah dijelaskan, anarkisme berarti tidak menyediakan suatu blue-print bagaimana mencapai kultur dan peradaban yang ideal-sempurna serta tidak menyediakan suatu doktrin pragmatik yang monolitik. Ini berarti apa yang saya deskripsikan dalam tulisan ini, Anda boleh tidak setuju dengan pandangan anarkis yang saya ungkapkan, yang penting tercipta rasa saling memahami di antara kita.
Anarkisme melihat dunia sudah sempurna dalam ketiadasempurnaannya. Kesalahan-kesalahan tindakan manusia akan mengantarkan manusia kepada kebenaran. Maka, ketiadasempurnaan tindakan manusia akan mengantarkan manusia kepada kesempurnaannya.
Oleh sebab itu, aspirasi setiap tindakan manusia hjarus dibiarkan hidup selama tidak melewati batas teritori otonom setiap individu dalam interaksi sosial. Bukankah tatanan sosial tercipta sebagai jalan pendewasaan individu? Maka biarkanlah kehidupan ini berjalan dengan mempelajari kesalahan sejarah manusia. Seperti fakta Tuhan yang tidak menghukum manusia selama ia masih bernafas.
Disinterpretasi Anarkisme
Istilah ‘anarkis’ dengan stereotip kerusuhan, pengrusakan, dan kekacauan digunakan oleh para politisi dan jurnalis di akhir era abad 19, memang pada saat itu gerakan kaum anarkis memakai metode kekerasan untuk bertahan diri dari pemerintahan yang represif. Tetapi sampai sekarang istilah ‘anarkis’ masih dipakai untuk melabelkan seseorang atau kelompok di luar pemerintahan yang melakukan tindakan kriminal, dan istilah tersebut terlalu dilebih-lebihkan oleh para politisi, pelaku media dan para pakar serta pengamat.
Kemudian pertanyaan yang timbul adalah mengapa hal tersebut dapat terjadi? Mudah saja, karena anarkisme akan mengancam keberadaan negara dan sistem bisnis-kapitalisme serta teori-teori yang mendukung eksistensi negara dan kapitalisme.
Terkadang memang kaum anarkis terlibat dalam tindakan kekerasan dalam pola-pola gerakannya, namun itu semua hanya hal yang temporer demi pendewasaan dan pengalamannya sebagai manusia. Seperti Emma Goldman yang seorang anarkis, ia pernah terlibat aksi untuk mencoba pembunuhan dan akhirnya mengalami pembuangan. Setelah pembuangan tersebut ia sadar bahwa transformasi sosial menuju kesejahteraan manusia tidak akan mencapai tujuannya bila dilakukan dengan cara-cara kekerasan dan kekerasan terhadap makhluk hidup adalah hal yang dijauhi oleh anarkisme.
Penutup
Filosofi hidup anarkisme telah mengakar pada jaman pra-sejarah, sejarah dan kehidupan manusia saat ini. Anarkisme memasuki tahap sejarah sejak diekspresikan oleh kaum Cynic pada peradaban Yunani Kuno, Lao-Tzu di era Cina Kuno dan beberapa kaum mistik-spiritual di seluruh agama. Anarkisme lahir karena keberadaan manusia, dan keberadaan manusia terlahir oleh cinta. Cinta akan selalu melahirkan kegilaan, dan cinta selalu mempunyai logika tersendiri. Berikut salah satu logika cinta:
Ketika kasih sayang mendominasi jiwa manusia, maka tak ada lagi ruang bagi hasrat ingin menguasai sesuatu di luar dirinya. Tetapi ketika hasrat kekuasaan mendominasi jiwa manusia, maka tidak ada lagi ruang bagi rasa cinta untuk dirinya dan sesuatu di luar dirinya.
Oleh sebab itu, anarkisme akan selalu berjauhan dengan konsep eksistensi negara/pemerintahan yang merupakan alat untuk memuaskan hasrat ingin menguasai dan mengeksploitasi dalam jiwa manusia. Lalu tanpa disadari hasrat tersebut tidak pernah terpuaskan karena telah tertutup ruang untuk cinta.
Akhir kata, anarkisme merupakan filosofi hidup yang lahir dari cinta, dan hanya mereka yang sedang diselimuti cinta yang mampu merasa hidup aman tanpa pasukan dan senjata, serta mereka mampu melihat anarkisme suatu filosofi hidup yang realistik. Bagi pencinta, surga dan keabadian begitu nyata di depan mata.
14 Juni 2008
Teguh Triatmoko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar