Menurut Wilhem Reich, jawabannya harus ditelusuri dari bagaimana orang-orang dikondisikan selama masa kecil untuk menghindari melakukan tindakan-tindakan yang alami dan spontan—terutama tindakan seksual:
Di bawah kondisi alami energi-energi vital mengatur sendiri secara spontan, tanpa kewajiban maupun moralitas yang kompulsif.
Di dalam tatanan sosial yang otoritarian dan patriarkal, ekspresi emosional dicegah dan hasrat seksual difrustasikan.
Di dalam keadaan seperti ini anak-anak akan merasakan, “penerimaan akan kegelisahan”—sebuah ketakutan akan rasa senang yang dapat benar-benar merusak kapasitas dari orgasme yang menyeluruh dan komplit.
Energi yang tidak disalurkan terbendung di dalam tubuh, di mana energi tersebut akan memenuhi berbagai kondisi-kondisi patologis yang “normal”, termasuk kepatuhan dan kekejaman. Muncul juga apa yang oleh Reich disebut sebagai “karakter armour: postur-postur tubuh yang kaku, ekspresi muka yang habitual, kejang-kejang otot kronis, serta gerak-gerik yang kaku dan ceroboh.” “Perilaku semacam itu,” menurutnya, “adalah sesuatu yang lazim bagi orang-orang yang hidup di setiap rezim yang otoritarian, terutama rezim fasis.” Bagi Reich:
Individu-individu yang tak terpuaskan secara organ, membangun karakter tidak baik dan sebuah ketakutan terhadap segala macam perilaku yang belum pernah diketahui.
Dengan ketidakmampuan akan spontanitas dan kealamian, para individu ini bersembunyi di dalam tindakan-tindakan yang aman dan tidak beresiko, mencari keamanan di sebuah sistem yang mengatakan pada mereka apa yang harus dilakukan. Halangan-halangan terhadap kepuasan seksual juga menyebabkan rasa benci; dan rasa benci, ketika ia diinternalisasikan, menciptakan karakter-karakter yang sesuai dengan otoritarianisme; orang-orang yang mengorbankan kebahagiaan demi kenyamanan konformitas yang diawasi. Masyarakat ideal menurut Reich adalah sebuah,
kerja demokrasi dari pemerintahan mandiri para individu yang bebas dari otoritas, ketergantungan dan kekejaman, yang hanya dapat dicapai dengan dihapuskannya pernikahan kompulsif serta keluarga yang patriarkal, sistem yang paling represif, dan dengan meyakinkan orang-orang bahwa mereka seharusnya menikmati seks tanpa harus takut oleh kemungkinan hamil dan campur tangan yang lain. Individu-individu mandiri ini tidak akan bergantung atau patuh kepada struktur-struktur politik yang irasional dan secara spontan akan bekerja untuk memuaskan semua kebutuhan-kebutuhan sosial. Bahkan tidak akan diperlukan lagi pengadaan kebutuhan sebuah negara seperti rel kereta api ataupun sistem pos—kebutuhan semacam ini akan tumbuh dari kebutuhan-kebutuhan sosial akan transportasi atau pengiriman surat. Singkatnya, pemerintah akan segera tidak dibutuhkan.
Materi diambil dari buku ANARKI: SEBUAH PANDUAN GRAFIS karya Clifford Harper
Tidak ada komentar:
Posting Komentar