Menurut Wilhem Reich, jawabannya harus ditelusuri dari bagaimana orang-orang dikondisikan selama masa kecil untuk menghindari melakukan tindakan-tindakan yang alami dan spontan—terutama tindakan seksual:
Di bawah kondisi alami energi-energi vital mengatur sendiri secara spontan, tanpa kewajiban maupun moralitas yang kompulsif.
Di dalam tatanan sosial yang otoritarian dan patriarkal, ekspresi emosional dicegah dan hasrat seksual difrustasikan.