“...kami tahu siapa teman-teman kami...”
Generasi Godwin juga dipengaruhi oleh revolusi Perancis 1789, sebuah kejadian yang walaupun metode dan tujuannya tidaklah anarkis, namun secara mendalam terinspirasi oleh semangat Anarkisme. Pada musim semi 1793, setelah melalui empat tahun perang sipil, terjadi pergolakan sosial dan menaiknya harga-harga makanan, Sans-culottes, kaum paling miskin di Paris, akhirnya dipaksa untuk melawan dan pemerintahan Girondin pun dijatuhkan. “Kami adalah kaum miskin Sans-culottes, sebuah perkumpulan dari para pengrajin dan petani. Kami tahu siapa teman-teman kami: yaitu mereka yang telah membawa kami jauh dari pastur, bangsawan, sistem feodal, institusi agama, monarki dan segala penyakit yang mereka ikut sertakan di dalam kereta mereka, kawan kami adalah mereka yang dijuluki para aristokrat sebagai “Anarkis”.”Kelompok yang bahu-membahu bersama kaum Sans-culottes, dan memimpin aksi langsung untuk merampas makanan dari toko-toko, adalah Enrages. Salah satu dari mereka, yang akhirnya mati di dalam penjara, adalah Jacques Roux—seorang mantan pastur:
Kebebasan adalah momok yang kosong jika satu kelas dapat bebas untuk membuat orang lain lapar. Kebebasan adalah momok yang kosong ketika yang kaya mendapatkan hak untuk menentukan hidup dan mati dari sesamanya sendiri.
Seorangnya lagi adalah Jean Varlet, salah satu dari orator jalanan yang paling populer di Paris, mengungkapkan:
Kita tidak dapat mencegah diri kita untuk kehilangan kepercayaan bahkan pada mereka yang telah kita pilih. Istana-istana raja bukanlah semata rumah bagi para despot.
Varlet juga dipenjara, namun ia dapat bertahan hidup dan menulis The Explosion, sebuah serangan berapi-api terhadap pemerintahan Jacobin:
Sebuah keganjilan sosial apakah pemerintah revolusioner ini? Dengan alasan apapun, menjadi pemerintah dan melakukan revolusi itu adalah hal yang bertentangan—kecuali ketika orang-orang membentuk delegasi di dalam sebuah insureksi permanen melawan diri mereka sendiri, yang justru absurd.
Mereka yang juga berjuang bersama Sans-culottes dan Enrages, adalah Perkumpulan Wanita Republikan Revolusioner. Bahkan kericuhan yang terjadi di bulan Februari dan Juni yang menjatuhkan pemerintahan Girondin, melibatkan banyak wanita. Merekalah yang paling merasakan efek dari kenaikan harga dan kekurangan makanan. Perkumpulan ini dibentuk di bulan Mei oleh seorang aktris, Claire Lacombe:
Hak kita sama seperti masyarakat, dan ketika kita ditindas kita harus melawan penindasan.
Sepanjang tahun itu perkumpulan ini merupakan jantung dari pergolakan, mereka menghubungkan perjuangan menolak kenaikan harga dengan perjuangan demi kebebasan ekonomi dan politik. Claire Lacombe dengan segera ditangkap, dan perkumpulan ini diserang oleh pemerintah:
Sejak kapan wanita diizinkan untuk mengacuhkan seks mereka dan berlagak seperti kaum pria? Sejak kapan wanita dapat mengacuhkan tugas-tugas domestik, dan menjaga anak-anak mereka, untuk pergi ke arena publik dan berpidato... untuk melakukan tugas yang seharusnya dilakukan oleh pria?
Ketika musim dingin tiba, perkumpulan tersebut, bersama dengan Enrages dan Sans-Culottes, benar-benar dibasmi, namun tradisi dari aksi massa popular dan demokrasi mereka bertahan untuk menginspirasikan revolusi-revolusi yang terjadi pada abad 19 di Eropa.
Materi diambil dari buku ANARKI: SEBUAH PANDUAN GRAFIS karya Clifford Harper
Tidak ada komentar:
Posting Komentar