Selamat Datang! | Welcome!

DALAM WAKTU YANG SEMAKIN MENDESAK UNTUK TRANSFORMASI MIMPI, DIMANA RUANG-RUANG HIDUP SUDAH SEDIKIT TERSISA UNTUK KAMI MENGKREASIKAN MIMPI. DIMANA RUANG-RUANG HIDUP BUKAN LAGI BEBAS BERBICARA TENTANG MIMPI SETIAP INDIVIDU, BEBAS MEMILIH JALAN BUDAYA-PERADABAN UNTUK SETIAP KOMUNI, NAMUN SUDAH PENUH DENGAN MIMPI-MIMPI MASSAL DAN JALAN HIDUP BUDAYA-PERADABAN MASSAL DALAM BINGKAI PERBUDAKAN MANUSIA.

IDEOLOGI, PEMERINTAHAN, PASAR, KORPORASI, STRUKTUR HIDUP DALAM SEJARAH TERCIPTA MASIH BELUM MAMPU MEMBEBASKAN MANUSIA DI ATAS ALAM YANG NETRAL INI, MAKA UPAYA-UPAYA UNTUK MENCIPTAKAN RUANG-RUANG BEBAS DI ATAS ALAM INI ADALAH UPAYA PEMBEBASAN INDIVIDU MANUSIA.

INDIVIDU BUKANLAH APA YANG IA PAKAI, APA YANG IA KENDARAI, APA YANG IA PERCAYAI. INDIVIDU BUKANLAH SETIAP MASALAH-MASALAH YANG MELEKAT PADA DIRINYA, LABEL-LABEL YANG DIBERIKAN KELUARGA DAN LINGKUNGANNYA. INDIVIDU ADALAH ENERGI INDEPENDEN DALAM KETAKDEFINISIAN YANG MAMPU MEMBERIKAN API KEHIDUPAN KEPADA ALAM, DIMANA ENERGI TERSEBUT JUGA BERASAL DARI API KEHIDUPAN ALAM DAN INI DINAMAI DENGAN SPIRIT.

MAKA PEMBEBASAN SPIRIT AKAN MEMBEBASKAN DUNIA, ADALAH VITAL UNTUK MENGHANCURKAN RUANG-RUANG YANG MENDESAK. PERANG TERHADAP MANIPULASI INFORMASI, HARAPAN-HARAPAN PALSU, DAN SEGALA STRUKTUR YANG MELEMAHKAN INDIVIDU DAN MEMBANGUN KEMBALI RUANG-RUANG BEBAS DI ATAS KEHANCURANNYA SAMBIL MEMELIHARA DAN MENGEMBANGKAN RUANG-RUANG BEBAS YANG SUDAH TERCIPTA.

SUDAH SAATNYA BEBASKAN SPIRITMU MAKA KAMU MEMBEBASKAN DUNIAMU! ANGKAT BERPERANG KARENA INI ADALAH MEDAN PERTEMPURAN & PERTARUNGAN SPIRITUALITAS!


FREE SPIRIT-FREE WORLD
AQUARIAN
aquarian.free@gmail.com

Kunjungi Pustaka Online Aquarian

QUOTES FOR LIFE TRANSFORMATION

Sabtu, 13 Desember 2008

Teknologi Tugas yang Fit dan Kinerja Individual

Vivi Ani Susanti
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Unika Widya Mandala, Surabaya
Email: angela@wima.ac.id

ABSTRAK

Lingkungan bisnis yang makin kompetitif dan tidak pasti menuntut banyak perusahaan (profit dan nonprofit) di dunia umumnya dan Indonesia khususnya untuk semakin maju dan berkembang. Dalam lingkungan yang tidak pasti, informasi menjadi kebutuhan bagi banyak perusahaan, khususnya informasi akuntansi dan manajemen yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Penggunaan teknologi informasi dalam menyelesaikan tugas-tugas operasional perusahaan dapat dijelaskan dari elemen kemanusiaan yang berada di belakang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini dikarenakan operasionalisasi teknologi komputer sebagian besar menggunakan tenaga manusia dan dengan demikian penting untuk memperhatikan keberadaan faktor manusia dalam penerimaan teknologi. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk membentuk konsep dan metode sehingga penggunaan teknologi informasi


Kata kunci: teknologi informasi, teknologi tugas yang fit.


Sabtu, 06 Desember 2008

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENGGUNAAN BUKTI TIDAK RELEVAN DALAM AUDITOR JUDGMENT

ABSTRACT

Auditors encounter both relevant and irrelevant information during the performance of audit tasks. Prior studies have shown that the presence of irrelevance information weakens the impact of relevant information on audit judgments. Such studies, however, have not considered whether experience moderates the diluting effect of irrelevant information on auditor’s judgment this study reports the results of an experiment in which the effect of irrelevant information on the going concern judgments of less-experienced auditors is compared to the effect of irrelevant information on the going concern judgments of more-experienced auditors.
This experiment involved 56 less-experienced auditors dan 31 more-experienced auditors. The experiment reaffirm that irrelevant information does have a diluting effect on the judgments of less-experienced auditors but provides new evidence that irrelevant information does not have a diluting effect on judgments of more-experienced auditors.


Keywords : Experience, Dilution Effect, Irrelevant, Relevant.


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI: STUDI PADA PERUSAHAAN PUBLIK DAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

ABSTRACT
The accounting fraud is frequent, widespread and familiar in many countries and organization. It brings a loss to firms and investors. But there is no research trying to explain factors comprehensively influencing it. The objectives of the research are to test and explain the effect of the internal control effectiveness, suitability of reward, compliance to accounting rules, information asymmetry, management morality toward unethical behavior and intention to accounting fraud. More particularly, the research attempts to get the causal relationship between the variables involved. Questionnaire was used to collect data. The analysis unit was the company. The research population was 477 companies consisting of public companies and state owned companies in Indonesia. The research samples were one hundred and fifty three companies. The research respondents were directors or managers responsible to prepare financial statements. Structural Equation Modeling was used to test the hypothesis. The findings of the research showed that internal control effectiveness, compliance to accounting rules, information asymmetry, and management morality affected unethical behavior and intention to accounting fraud significantly. But the research showed that suitability of the reward did not affect management unethical behavior and intention to accounting fraud. The findings of the study provided an input to develop comprehensive research about good governance and corruption. It is also suggested to add more comprehensive research model by adding more variables (e.g. laws, politics, and social aspects) and to develop the research in government institution and non profit organization.

Keywords: intention to accounting fraud, unethical behavior, agency theory

PERSEPSI AKUNTAN TERHADAP OVERLOAD STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) BAGI USAHA KECIL DAN MENENGAH

Abstract

Financial statement in small and mediums enterprises (SMEs) is low. It is probably resulted by overload of Standar Akuntansi Keuangan (SAK) for SMEs. This paper is preliminary research to analyze the perception of Accountant who work for banks and taxes towards the necessity of SMEs and Large Firms to follow the guidance of SAK in preparing financial statement. Research on 62 respondents found that SAK is overload for SMEs. Further research is suggested to vary and enlarge the number of respondents as for publics accountants and accountants who work for banks and taxes.

Keyword: Small and Medium Enterprise, SME, Standar Akuntansi Keuangan,
SAK, Overload.



Sabtu, 22 November 2008

Merayakan Perbedaan

Perbedaan merupakan suatu hal yang netral. Suatu perbedaan dapat menjadi kerugian atau pun keuntungan tergantung dari kedewasaan sikap seseorang dalam menghadapi perbedaan tersebut. Perbedaan dapat menjadi kerugian apabila hal itu menyebabkan perselisihan dalam kehidupan, dan perbedaan dapat menjadi keuntungan apabila hal itu dapat menjadi suatu yang solutif dan kreatif bagi kehidupan.

Toleransi merupakan suatu sikap yang diambil untuk membuat perbedaan tidak berujung pada perselisihan dan disintegrasi. Namun, makna yang terkandung dalam toleransi masih menganggap sesuatu yang berbeda di luar diri atau golongan adalah merupakan suatu kesalahan atau ketidaknormalan. Ini berarti bahwa masih terdapat nilai diskriminasi dalam sikap toleransi. Oleh sebab itu, sikap toleransi harus mulai dipertanyakan kembali dalam praktik kehidupan. Mengapa suatu perbedaan tidak dirayakan saja? Bukankah perbedaan adalah prinsip alam dalam aktivitas kreasinya? Bukankah perbedaan adalah suatu berkah? Apakah toleransi merupakan suatu sikap yang tepat untuk menghadapi perbedaan?

Suatu sikap merayakan perbedaan berarti bahwa hal yang berbeda di luar diri atau pun golongan adalah suatu hal yang normal dan berhak untuk bernapas. Benar atau salah dari yang berbeda itu akan diuji oleh kehidupan, karena sudah suatu prinsip kehidupan bahwa apa pun yang memberi dampak positif bagi kehidupan akan bertahan dan abadi. Akhirnya, jika sikap merayakan perbedaan dapat diterapkan dalam kehidupan, maka nilai diskriminasi dalam perspektif manusia dalam menghadapi perbedaan akan tercerabut dan ketakutan manusia akan suatu disintegrasi akan memudar karena bisa jadi disintegrasi adalah suatu proses menuju kehidupan yang kreatif.

Belum lagi jika kita membicarakan adanya campur tangan Kekuatan Tertinggi - jika Anda meyakininya - dalam kehidupan. Bukankah jika Ia berkehendak, Ia akan membuat seluruh ciptaan-Nya sama dan seragam? Tetapi, mengapa Ia tidak berbuat demikian? Pasti ada hikmah yang dapat diambil bagi orang-orang yang memikirkannya? Itu jika Anda mau memikirkannya. Denagn mengambil sikap merayakan perbedaan, suatu saat Anda akan melihat tidak ada lagi yang namanya disorientasi seksual, kecacatan fisik, perbedaan dalam prestasi akademik, aib sosial mau pun kelas sosial, dan akhirnya sikap superioritas akan memudar.

Jadi, selamat merayakan perbedaan dan menjadi berbeda! Biarlah kehidupan ini yang mengujinya. Selama kehidupan dijunjung di atas kematian, harmonis-kreatif di atas disintegrasi-konflik, dan perdamaian di atas peperangan; saya rasa sikap berbeda Anda akan menjadi inspirasi dan semangatnya akan tetap abadi dalam kehidupan. Mari kita rayakan kehidupan dengan mengambil sikap merayakan sebuah perbedaan!


Jakarta Barat, Nopember 2008
Teguh Triatmoko

PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI, EKSTERNAL AUDITOR TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Dwi Aurika Pratiwi
Skripsi Ekonomi Akuntansi 2008
Universitas Budi Luhur
ABSTRACT
The object ive of t his research is t o examine the perception different of accounting students and external auditor about the profession ethics accounting public In jakarta. The research to be analysed use t -test for independent sample test.


The Grand theory of this research is Profesion from SPAP (2001), Audit ing Environment(Boynton, Jhonson, 2006); middle range theory are Perception Robbins (2003:164); This research was support ed by Ludigno and Macfoedz (1999),Yulaika (2000), Wulandari and Sularso (2002), Murtanto and Marini (2003) Winarna and Retnowati (2004), Latifah (2004), Sudaryono and Kuspiputri (2004), Yusuf dkk (2007).

Data consisted of primary data, primary data were collected by questionnaires. Questionnaires propagated by counted 200 questionnaries. Quest ionnaires re-propagated that be able to be processed by counted 160 quistionnaires from 5 Universiy and 10 Public Accountant Offices in Jakarta.

The data processing of this research use Software Statistical (SPSS) versi 13.0, Result of Reseacrh indicates that there is significant difference between acounting students and audit or about The profesion Ethics Public Accountant where auditor have better perception compared to the Profession Ethics Public Accountant.



Keywords : Eksternal auditor, Accounting Student s, Perception
The profesion Ethics Public Accountant.
Guidance Lectures : Drs. Sihar Tambun, SE, M.Si, Ak


Sabtu, 18 Oktober 2008

Meretas Kemerdekaan Sejati Indonesia



Cengkeraman neoliberalisme, hanya bisa dilawan dengan alternatif kekuatan solidaritas persatuan nasional yang berbasiskan populisme sekaligus popular movement dan kearifan profetis.

Persatuan nasional dengan ruh demokratik popular menjadi syarat mutlak kebangkitan dan pembebasan dari rejim internasional dan subordinasi imperialisme, yang mesti dibendung dengan nasionalisme demokratik popular dalam sektor politik dan ekonomi.

Kekuatan koperasi sebagai pengejewantahan demokrasi ekonomi, dapat digunakan sebagai pilar counter culture terhadap sistem neoliberalisme.

Saatnya giat berkelanjutan dalam program aksi perjuangan yang demokratik dan kaum muda sebagai pelopor perubahan! Bukan sekedar nasionalisme elitis-status quo yang sarat dengan basa-basi dan jargon. MERDEKA!


Jumat, 25 Juli 2008

EFFICIENCY IN ISLAMIC BANKING: A NON-PARAMETRIC APPROACH


A b s t r a c t

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat efisiensi bank-bank Islam di kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara. Hal ini didasari pada kegagalan perbankan yang mendorong terjadinya krisis keuangan domestik maupun international dalam dasawarsa terakhir. Efisiensi perbankan akhirnya menjadi perhatian penting tidak hanya di Asia setelah krisis di tahun 1997, namun juga di belahan dunia lainnya.

Disisi lain perkembangan bank-bank Islam kiranya telah dianggap sebagai alternatif solusi untuk menuju perbankan yang sehat. Dengan demikian, studi tentang efisiensi bank-bank Islam menjadi kajian menarik, terutama perbandingan efisiensi antar kawasan. Dalam paper ini digunakan metode non parametrik Data Envelopment Analysis (DEA) untuk mengukur efisiensi skor data panel yang mencakup empat puluh delapan bank Islam selama kurun waktu 2000 hingga 2004. Pendekatan yang digunakan dalam paper ini adalah pendekatan intermediasi yang dianggap paling sesuai dengan prinsip-prinsip sistem keuangan Islam.

Secara keseluruhan, hasil perhitungan menunjukkan bahwa bank-bank Islam di Asia Tenggara
sedikit lebih effisien dibandingkan bank-bank Islam di Timur Tengah. Salah satu penyebabnya adalah tragedi 9/11 di tahun 2001 dan perang Iraq yang berlangsung di tahun 2002. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa bank-bank Islam masih sangat tergantung pada sistem keuangan dan segala bentuk peraturan perbankan yang berlaku baik di tingkat nasional, regional maupun global, serta karakteristik perbedaan resiko yang berkonsekuensi pada perbedaan regulasi prudential sangat menentukan fluktuasi skor effisiensi.

Keywords: Efficiency, Islamic banking, Data Envelopment Analysis (DEA)

STUDI TENTANG INVESTASI SYARIAH DI PASAR MODAL INDONESIA


EXECUTIVE SUMMARY

Studi ini dilakukan dengan latar belakang bahwa ditengah pertumbuhan kegiatan ekonomi syariah di Indonesia yang semakin marak, perkembangan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia masih dianggap belum mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Walaupun kegiatan investasi syariah telah mulai dan diperkenalkan sejak pertengahan tahun 1997 melalui instrumen reksa dana syariah dan sejumlah fatwa DSN-MUI berkaitan dengan kegiatan investasi syariah di pasar modal juga telah diterbitkan, hingga saat ini pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi syariah di pasar modal masih tergolong minim.
Dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia misalnya, Indonesia terlihat begitu tertinggal dalam mengembangkan kegiatan investasi syariah di pasar modal. Malaysia pertama kali mengembangkan kegiatan pasar modal syariah sejak awal tahun 1990 dan saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Sebagai contoh, data menunjukkan hingga akhir tahun 2002 total Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah mencapai 5% (lima per seratus) dari total NAB industri Reksa Dana di Malaysia, sedangkan Indonesia baru mencapai 0,32% (nol koma tiga puluh dua per seratus) dari total NAB industri reksa dana. Untuk obligasi syariah, di Malaysia hingga bulan September 2002 mencapai USD 15,52 miliar (43% dari total nilai obligasi yang tercatat di pasar modal Malaysia), sementara di Indonesia hingga awal Desember 2004 baru mencapai Rp. 1,28 Triliun (USD 141,9 juta) atau 1,63% dari total nilai emisi obligasi di Indonesia.
Melihat kenyataan seperti ini, maka dilakukan studi yang secara khusus membatasi ruang lingkup penelitian yang hanya membahas tentang kendala dan masalah yang dianggap mempengaruhi lambannya perkembangan kegiatan investasi di pasar modal Indonesia dengan melibatkan berbagai pihak terutama para pelaku pasar modal di Indonesia.
Melalui pembahasan internal anggota tim studi dan pembahasan dengan berbagai nara sumber, tim studi telah berhasil mengidentifikasi sebanyak 12 hingga 14 masalah yang dianggap menjadi kendala pengembangan kegiatan investasi syariah. Kemudian, hasil identifikasi masalah tersebut dituangkan ke dalam bentuk kuesioner dan disebarkan kepada 3 (tiga) kelompok responden yang dijadikan obyek studi, yaitu Emiten/Perusahaan Publik, Penjamin Emisi Efek (PEE), dan Manajer Investasi (MI), yang masing-masing mewakili sisi supply (penawaran) efek syariah, sisi intermediari yang membantu proses penerbitan efek syariah, dan sisi demand (permintaan) efek syariah.
Secara umum, responden menyatakan bahwa ada beberapa masalah yang memang benar menjadi kendala, yaitu: tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang pasar modal syariah, ketersediaan informasi tentang pasar modal syariah, minat pemodal, kerangka peraturan tentang penerbitan efek syariah, pola pengawasan (dari sisi syariah) oleh lembaga terkait, pra-proses (persiapan) penerbitan efek syariah, dan kelembagaan atau institusi yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal syariah di Indonesia.
Beberapa identifikasi masalah lainnya yang semula dianggap oleh tim sebagai kendala dalam pengembangan kegiatan investasi syariah di pasar modal, ternyata ketiga kelompok responden menyatakan hal tersebut bukan merupakan kendala, yaitu: tingkat kemampuan profesi
penunjang (Notaris, Konsultan hukum dan Akuntan publik) tentang pasar modal syariah, biaya yang dikeluarkan dalam proses penerbitan efek syariah, mekanisme dan birokrasi proses penerbitan efek syariah, waktu (lama-tidaknya) dari proses penerbitan efek syariah.
Kenyataan lain yang didapat dari studi ini adalah bahwa dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan akan terjadi kesenjangan antara sisi permintaan efek syariah dan sisi penawarannya. Hal ini berdasarkan pernyataan dari responden bahwa dalam 5 (lima) tahun ke depan Emiten/Perusahaan Publik dan Penjamin Emisi Efek tidak memiliki rencana untuk melakukan penerbitan atau membantu proses penerbitan efek syariah sedangkan di sisi lain Manajer Investasi secara umum menyatakan memiliki rencana untuk menerbitkan efek (reksa dana) syariah. Sehingga yang akan terjadi adalah bahwa reksa dana akan kekurangan efek syariah untuk dijadikan portofolionya.
Studi juga mendapatkan masukan tentang beberapa hal yang dianggap dapat mendorong dan mengembangkan kegiatan investasi syariah di pasar modal, yaitu perlu dilakukannya antara lain: program sosialisasi secara intensif tentang kegiatan investasi syariah di pasar modal yang mencakup antara lain, prinsip-prinsip dasar, produk, mekanisme transaksi, peraturan dan pola pengawasannya, penyusunan kerangka peraturan yang lebih jelas dalam rangka penerbitan efek syariah dan kegiatan investasi syariah di pasar modal, dan membentuk pola kelembagaan (hubungan antara Bapepam, SROs, DSN, dan Profesi) yang efisien dalam fungsi dan peran dalam mengatur, membina, mengawasi, dan menjalankan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia.

STUDI STANDAR AKUNTANSI SYARIAH DI PASAR MODAL INDONESIA


ABSTRAKSI

Secara natural, kegiatan investasi di sektor pasar modal baru berkembangmengikuti perkembangan industri perbankan syariah dan industri asuransi syariah yang semakin tumbuh. Namun, kelebihan likuidas dari dua sektor tersebut,menimbulkan kebutuhan akan produk-produk investasi lain yang berbasis syariah.Sehingga hal ini mendorong berkembangnya produk-produk investasi berbasis syariahdi sektor pasar modal.
Hingga saat ini, beberapa instrumen investasi di sektor pasar modal berbasis syariah yang telah berkembang adalah atau obligasi syariah (Sukuk), saham perusahaan syariah, reksa dana syariah, dan sekuritas beragun aset syariah. Selanjutnya, berkaitan dengan pengembangan kegiatan pasar modal berbasis syariah ini, terdapat beberapa permasalahan yang teridentifikasi dan muncul kepermukaan sebagai bahan diskusi. Permasalahan tersebut antara lain adalah: kerangka peraturan, ketaatan dan kepatuhan terhadap prinsip syariah, variasi produk, faktor biaya yang menyertai transaksi, pengembangan kemampuan pelaku pasar, edukasi pemodal, serta pertukaran pengetahuan (knowledge sharing) antar jurisdiksi.

Bapepam-LK telah berusaha untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dengan mengeluarkan beberapa peraturan-peraturan yang terkait dengan syariah yaitu peraturan nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan IX.A.14 tentang Akad-akad yang Digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah serta II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. Selanjutnya untuk lebih mendorong berkembangnya produk-produk efek syariah, dilaksanakan pengkajian dan penelaahan terhadap aspek pemberdayaan sumber daya manusia dan aspek keterbukaan informasi.

Salah satu studi yang berkaitan dengan keterbukaan informasi adalah studi mengenai standar akuntansi syariah di Pasar Modal. Studi ini memfokuskan pada penelaahan informasi mengenai Sukuk dalam laporan keuangan yang disampaikan oleh Emiten penerbit Sukuk. Studi ini sangat diperlukan mengingat sampai saat ini belum terdapat ketentuan mengenai Standar akuntansi Sukuk yang diterbitkan oleh lembaga internasional yaitu Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Intitutions (AAOIFI)l maupun oleh DSAK IAI. Disamping itu masih terdapat perbedaan dalam penyajian dan pengungkapan Sukuk di laporan keuangan yang Emiten.

Dengan adanya studi ini, diharapkan dapat memberi masukan mengenaibagaimana penyajian Sukuk dan hal-hal yang perlu diungkapkan dalam laporan keuangan Emiten penerbit Sukuk. Untuk keseragaman iformasi Sukuk dalam laporankeuangan, direkomendasikan untuk disusun suatu peraturan mengenai pedomanpenyajian dan pengungkapan Sukuk dalam laporan keuangan Emiten. Dengan adanyaperaturan tersebut diharapkan menjadi pendorong berkembangnya produk sukuk diIndonesia dan akan lebih mempunyai daya banding dengan produk konvensional. Halini akan berdampak pada kondisi pasar yang lebih semarak, sehingga investormempunyai banyak alternatif dalam berinvestasi di Pasar Modal Indonesia.

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH MANDIRI


Abstract

An outstanding growth of Syariah Bank in Indonesia has stimulate a stricht competition among bank in Banking environment. Since the competition so stricht, each bank has to increase its performance continously. By that reason, each of bank’s management should analyze their performance so that they can predict what they should do to increase the next performance. Financial ratio is one of the method used to evaluate the bank performance. For Syariah Bank, FATWA MUI No.1 about the law of Riba will influence bank’s performance because it is giving a new way of thinking about Syariah Bank in social environment. Information services based on computer application are another technique to increase bank performance, so the bank’s management should put special attention into this aspect either.

Keyword: Syariah Bank, Financial Ratio


MANAJEMEN KREDIT SYARIAH BANK MUAMALAT


Abstraksi

Persaingan usaha antar bank yang semakin tajam dewasa ini telah mendorong munculnya berbagai jenis produk dan sistem usaha dalam berbagai keunggulan kompetitif. Dalam situasi seperti ini Bank Umum (konvensional) akan menghadapi persaingan baru dengan kehadiran lembaga keuangan ataupun bank non-konvensional. Fenomena ini ditandai dengan pertumbuhan lembaga keuangan dan bank muamalat dengan sistem syariah. Suatu hal yang sangat menarik, yang membedakan antara manajemen bank muamalat dengan bank umum adalah terletak pada pemberian balas jasa, baik yang diterima oleh bank maupun para investor. Jika dilihat kenyataan di masyarakat, masih banyak terjadi kesimpang siuran mengenai pemahaman tentang pengertian Lembaga Keuangan dengan Bank Muamalat, walaupun sesungguhnya banyak persamaan diantara kedua jenis lembaga tersebut. Hal ini diperkuat dengan Peratutan Pemerintah No. 70 Tahun 1992, tentang perubahan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) menjadi Bank Umum. Bank Umum yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional, menurut UU No. 7 Tahun 1992, dapat juga melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Di Indonesia, keberadaan Bank Muamalat sudah ada sejak pertengahan tahun 1992, tepatnya setelah disyahkannya UU No. 7 Tahun 1992 sebagai dasar hukum, yang kemudian dirubah menjadi UU No. 10 Tahun 1998. Pada dasarnya Lembaga Keuangan Syariah atau Bank Muamalat merupakan badan usaha yang bergerak dalam bidang keuangan, untuk memobilisasi dana masyarakat dan memberikan pelayanan jasa perbankan lainnya berdasarkan prinsip-prinsip syariah islam yang bersumber pada Al Qur’an dan Al Hadist. Suatu hal yang membedakan antara Bank Islam dengan Bank Konvensional adalah penerapan sistem bagi hasil yang menggantikan sistem bunga. Sistem ini merupakan terobosan terbaru dalam dunia perbankan, bagi mereka yang tidak menginginkan adanya unsur riba pada bunga. Disisi lain, kombinasi antara manajemen Bank Umum dengan Sistem Keuangan Syariah, dapat diterapkan sebagai sarana untuk menyeimbangkan antara dua kepentingan (lenders dan borrowers).

Download here

Senin, 16 Juni 2008

Fenomena Anarkisme


Apa yang terbesit dalam benak Anda jika mengatakan kata ‘anarki/anarkis/anarkisme’? Kekerasankah? Kekacauankah? Ataukah suatu kerusuhan atau pengrusakan? Coba sebentar Anda simak baik-baik pernyataan dibawah ini:

Berbagai filosofi hidup telah mewarnai dunia ini, dan beberapa diantaranya telah disalahartikan di beberapa belahan dunia. Pada saat ini, filosofi hidup yang telah disalahartikan di Barat adalah Islam yang dipandang antidemokrasi dan penyebab kemunduran penganutnya. Namun ada suatu filosofi hidup yang telah disalahartikan hampir di seluruh belahan bumi. Filosofi hidup yang kurang beruntung itu bernama anarkisme.

Sekilas Anarkisme

Anarkisme merupakan kata yang terdiri dari kata ‘anarki’ dan ‘isme’. Kata anarki berasal dari kata Anarchos yang merupakan bahasa Yunani. ‘A’ berarti tanpa/tidak/nihil, lalu ditambahkan sisipan ‘n’ dan disambung dengan ‘archos’ yang berarti pemimpin/pemerintah. Lalu ‘isme’ dapat diartikan suatu pemikiran/pandangan dunia/filosofi.

Anarkisme merupakan suatu filosofi hidup, ia bersandar pada nilai-nilai seperti kesadaran penuh untuk menjalankan suatu tindakan (otonomi penuh atas diri), kerjasama kemitraan (kesepakatan bebas dan egaliter), dan keragaman suatu aspirasi individu harus dibiarkan hidup dalam suatu tatanan sosial dengan tanpa saling meniadakan. Anarkisme mempercayai bahwa suaru hati manusia cenderung untuk menuju kebaikan universal. Alienasi manusia terjadi karena selama ia hidup, ia tidak lagi mendengarkan suara hati terdalam dari dirinya, sehingga ia telah bersandar pada moral (kebiasaan masyarakat) yang pada kenyataannya moral tersebut merupakan suatu standar dan interpretasi pikiran manusia yang relatif, dan secara fakta standar dan interpretasi moral tersebut bersifat monolitik dan dipaksakan ke dalam diri manusia dikebanyakan sistem masyarakat dunia saat ini. Baik itu secara estetika, etika dan logika diseluruh bidang kehidupan.

Anarkisme juga cukup skeptik terhadap apa yang disebut dengan kemajuan dan ideal peradaban-kebudayaan serta tujuan –tujuan yang menyertai kemajuan tersebut, seperti yang tampak dalam liberalisme, marxisme, sosialisme, komunisme, dan kapitalisme. Bukankah tujuan dari manusia hanyalah untuk melakukan tindakan-tindakan (sebagai simbol jiwa) dalam pengalamannya yang akan menimbulkan dampak kedamaian dan kebahagiaan bagi dirinya dan interaksi sosialnya. Jikapun terjadi suatu inovasi tehnologi, teori dan peradaban (sisi fisik dan tehnikal kehidupan) merupakan suatu konsekuensi yang logis yang timbul dari niat dalam tindakan-tindakan dalam pengalaman sebagai manusia untuk menciptakan kedamaian, kesejahteraan dan kebahagiaan.

Melihat hal yang telah dijelaskan, anarkisme berarti tidak menyediakan suatu blue-print bagaimana mencapai kultur dan peradaban yang ideal-sempurna serta tidak menyediakan suatu doktrin pragmatik yang monolitik. Ini berarti apa yang saya deskripsikan dalam tulisan ini, Anda boleh tidak setuju dengan pandangan anarkis yang saya ungkapkan, yang penting tercipta rasa saling memahami di antara kita.

Anarkisme melihat dunia sudah sempurna dalam ketiadasempurnaannya. Kesalahan-kesalahan tindakan manusia akan mengantarkan manusia kepada kebenaran. Maka, ketiadasempurnaan tindakan manusia akan mengantarkan manusia kepada kesempurnaannya.

Oleh sebab itu, aspirasi setiap tindakan manusia hjarus dibiarkan hidup selama tidak melewati batas teritori otonom setiap individu dalam interaksi sosial. Bukankah tatanan sosial tercipta sebagai jalan pendewasaan individu? Maka biarkanlah kehidupan ini berjalan dengan mempelajari kesalahan sejarah manusia. Seperti fakta Tuhan yang tidak menghukum manusia selama ia masih bernafas.

Disinterpretasi Anarkisme

Istilah ‘anarkis’ dengan stereotip kerusuhan, pengrusakan, dan kekacauan digunakan oleh para politisi dan jurnalis di akhir era abad 19, memang pada saat itu gerakan kaum anarkis memakai metode kekerasan untuk bertahan diri dari pemerintahan yang represif. Tetapi sampai sekarang istilah ‘anarkis’ masih dipakai untuk melabelkan seseorang atau kelompok di luar pemerintahan yang melakukan tindakan kriminal, dan istilah tersebut terlalu dilebih-lebihkan oleh para politisi, pelaku media dan para pakar serta pengamat.

Kemudian pertanyaan yang timbul adalah mengapa hal tersebut dapat terjadi? Mudah saja, karena anarkisme akan mengancam keberadaan negara dan sistem bisnis-kapitalisme serta teori-teori yang mendukung eksistensi negara dan kapitalisme.

Terkadang memang kaum anarkis terlibat dalam tindakan kekerasan dalam pola-pola gerakannya, namun itu semua hanya hal yang temporer demi pendewasaan dan pengalamannya sebagai manusia. Seperti Emma Goldman yang seorang anarkis, ia pernah terlibat aksi untuk mencoba pembunuhan dan akhirnya mengalami pembuangan. Setelah pembuangan tersebut ia sadar bahwa transformasi sosial menuju kesejahteraan manusia tidak akan mencapai tujuannya bila dilakukan dengan cara-cara kekerasan dan kekerasan terhadap makhluk hidup adalah hal yang dijauhi oleh anarkisme.

Penutup

Filosofi hidup anarkisme telah mengakar pada jaman pra-sejarah, sejarah dan kehidupan manusia saat ini. Anarkisme memasuki tahap sejarah sejak diekspresikan oleh kaum Cynic pada peradaban Yunani Kuno, Lao-Tzu di era Cina Kuno dan beberapa kaum mistik-spiritual di seluruh agama. Anarkisme lahir karena keberadaan manusia, dan keberadaan manusia terlahir oleh cinta. Cinta akan selalu melahirkan kegilaan, dan cinta selalu mempunyai logika tersendiri. Berikut salah satu logika cinta:

Ketika kasih sayang mendominasi jiwa manusia, maka tak ada lagi ruang bagi hasrat ingin menguasai sesuatu di luar dirinya. Tetapi ketika hasrat kekuasaan mendominasi jiwa manusia, maka tidak ada lagi ruang bagi rasa cinta untuk dirinya dan sesuatu di luar dirinya.

Oleh sebab itu, anarkisme akan selalu berjauhan dengan konsep eksistensi negara/pemerintahan yang merupakan alat untuk memuaskan hasrat ingin menguasai dan mengeksploitasi dalam jiwa manusia. Lalu tanpa disadari hasrat tersebut tidak pernah terpuaskan karena telah tertutup ruang untuk cinta.

Akhir kata, anarkisme merupakan filosofi hidup yang lahir dari cinta, dan hanya mereka yang sedang diselimuti cinta yang mampu merasa hidup aman tanpa pasukan dan senjata, serta mereka mampu melihat anarkisme suatu filosofi hidup yang realistik. Bagi pencinta, surga dan keabadian begitu nyata di depan mata.




14 Juni 2008
Teguh Triatmoko

Filasafat dan Liberasi Edukasi

Di era kontemporer ini, tampak fenomena kejenuhan pada kalangan peserta didik di dalam dunia edukasi. Bukankah jika edukasi adalah suatu hal yang baik, ia akan selalu menarik mata disekitarnya? Apakah paradigma yang mendasari dunia edukasi mulai mengalami degradasi sehingga berakibat menimbulkan ketiadaan gairah dikalangan peserta didik? Bukankah tujuan akhir dari suatu edukasi adalah menumbuhkan kegairahan untuk bertindak dalam mengeksplorasi ilmu pengetahuan demi menciptakan kedamaian dan kesejahteraan umat manusia?

Realitas dunia edukasi saat ini, dapat digambarkan bahwa terdapat papan yang tidak terlihat pada setiap institusi edukasi yang bertuliskan Pencarian Uang Adalah Kebaikan Tertinggi. Peserta didik dibentuk menjadi cakram-cakram mesin pencetak uang. Do this and don’t do this, selalu menjadi nyanyian nyaring dalam institusi edukasi, sehingga peserta didik lupa akan bertanya Why we must do this and don’t do this?. Hal itulah yang dinilai sebagai penyebab kejenuhan para peserta didik.

Langkah awal yang dapat digunakan untuk menyegarkan dan meliberasikan edukasi adalah dengan memperkenalkan filsafat dalam sistem edukasi. Hal ini dinilai telah hampir menghilang dari sistem edukasi. Memang imej dari kata ‘filsafat’ telah dianggap suatu hal yang asing dan mencerabut manusia dari bumi, dan mungkin membunuh Tuhan. Namun harus diingat bahwa itu semua merupakan produk-produk dari sejarah filsafat, dan bukan arti dari ‘filsafat’ itu sendiri. Filsafat mempunyai arti menumbuhkan cinta dalam diri manusia sehingga menimbulkan kegairahan untuk mengeksplorasi apa yag disebut tanda-tanda dalam kosmos dan mikrokosmos, lalu setelah itu menciptakan pandangan-pandangan yang bijak demi kedamaian dan kesejahteraan.

Pada saat edukasi kembali bersentuhan dengan filsafat, maka liberasi edukasi akan terjadi dan edukasi kembali kepada tempatnya yang mampu membuat gravitasi manusia di sekitarnya. Wajah-wajah ceria peserta didik akan muncul karena selain mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana untuk melakukan sesuatu, peserta didik juga mulai memeriksa motif-motif dalam melakukan sesuatu. Kekritisan akan terbangun kembali pada saat peserta didik memeriksa kembali motif-motif mereka, melihat motif tersebut apakah sudah selaras dengan realitas dirinya sebagai manusia, dan pada akhirnya keragaman pengetahuan dapat dirayakan.



Jakarta Barat, 10 Juni 2008
Teguh Triatmoko

Get Your TAROT Reading