Selamat Datang! | Welcome!

DALAM WAKTU YANG SEMAKIN MENDESAK UNTUK TRANSFORMASI MIMPI, DIMANA RUANG-RUANG HIDUP SUDAH SEDIKIT TERSISA UNTUK KAMI MENGKREASIKAN MIMPI. DIMANA RUANG-RUANG HIDUP BUKAN LAGI BEBAS BERBICARA TENTANG MIMPI SETIAP INDIVIDU, BEBAS MEMILIH JALAN BUDAYA-PERADABAN UNTUK SETIAP KOMUNI, NAMUN SUDAH PENUH DENGAN MIMPI-MIMPI MASSAL DAN JALAN HIDUP BUDAYA-PERADABAN MASSAL DALAM BINGKAI PERBUDAKAN MANUSIA.

IDEOLOGI, PEMERINTAHAN, PASAR, KORPORASI, STRUKTUR HIDUP DALAM SEJARAH TERCIPTA MASIH BELUM MAMPU MEMBEBASKAN MANUSIA DI ATAS ALAM YANG NETRAL INI, MAKA UPAYA-UPAYA UNTUK MENCIPTAKAN RUANG-RUANG BEBAS DI ATAS ALAM INI ADALAH UPAYA PEMBEBASAN INDIVIDU MANUSIA.

INDIVIDU BUKANLAH APA YANG IA PAKAI, APA YANG IA KENDARAI, APA YANG IA PERCAYAI. INDIVIDU BUKANLAH SETIAP MASALAH-MASALAH YANG MELEKAT PADA DIRINYA, LABEL-LABEL YANG DIBERIKAN KELUARGA DAN LINGKUNGANNYA. INDIVIDU ADALAH ENERGI INDEPENDEN DALAM KETAKDEFINISIAN YANG MAMPU MEMBERIKAN API KEHIDUPAN KEPADA ALAM, DIMANA ENERGI TERSEBUT JUGA BERASAL DARI API KEHIDUPAN ALAM DAN INI DINAMAI DENGAN SPIRIT.

MAKA PEMBEBASAN SPIRIT AKAN MEMBEBASKAN DUNIA, ADALAH VITAL UNTUK MENGHANCURKAN RUANG-RUANG YANG MENDESAK. PERANG TERHADAP MANIPULASI INFORMASI, HARAPAN-HARAPAN PALSU, DAN SEGALA STRUKTUR YANG MELEMAHKAN INDIVIDU DAN MEMBANGUN KEMBALI RUANG-RUANG BEBAS DI ATAS KEHANCURANNYA SAMBIL MEMELIHARA DAN MENGEMBANGKAN RUANG-RUANG BEBAS YANG SUDAH TERCIPTA.

SUDAH SAATNYA BEBASKAN SPIRITMU MAKA KAMU MEMBEBASKAN DUNIAMU! ANGKAT BERPERANG KARENA INI ADALAH MEDAN PERTEMPURAN & PERTARUNGAN SPIRITUALITAS!


FREE SPIRIT-FREE WORLD
AQUARIAN
aquarian.free@gmail.com

Kunjungi Pustaka Online Aquarian

QUOTES FOR LIFE TRANSFORMATION

Jumat, 31 Desember 2010

WILHELM REICH




Menurut Wilhem Reich, jawabannya harus ditelusuri dari bagaimana orang-orang dikondisikan selama masa kecil untuk menghindari melakukan tindakan-tindakan yang alami dan spontan—terutama tindakan seksual:

Di bawah kondisi alami energi-energi vital mengatur sendiri secara spontan, tanpa kewajiban maupun moralitas yang kompulsif.

Di dalam tatanan sosial yang otoritarian dan patriarkal, ekspresi emosional dicegah dan hasrat seksual difrustasikan.

Jumat, 24 Desember 2010

PUSAT DARI SISTEM


Di bulan Januari 1933, pimpinan dari Partai Pekerja Sosialis Nasional, Adolf Hitler, menjadi kanselir Jerman yang terpilih. Berkeinginan untuk bergabung di dalam pertarungan antara pekerja dan kaum fasis, seorang pemuda Belanda, Johan van der Lubbe, membonceng ke Berlin. Namun ia tidak menemukan apa yang ia harapkan:

Aku adalah seorang komunis hingga tahun 1929. Apa yang tidak aku suka dari partai pada waktu itu adalah bagaimana mereka memposisikan diri mereka sebagai tuan di atas pekerja—masyarakat sendirilah yang harus memutuskan apa yang akan dilakukan.

KOMUNISME DEWAN


Di sepanjang Perang Dunia Pertama partai-partai sosialis dan serikat dagang berkumpul bersama di belakang program-program pembantaian massa pemerintah mereka, dan di negara mereka sendiri, mereka bekerjasama untuk menghentikan, juga mencegah pemogokan-pemogokan.

DADA


“...negasi menyeluruh dari yang pernah ada sebelumnya...”


Semasa perang dunia, Swiss yang netral menjadi surga bagi kaum radikal, pembelot, pasifis, dan para seniman yang melarikan diri dari kegilaan perang. Pada tahun 1916 sebuah grup bernama Cabaret Voltaire di Zurich, yang beranggotakan Hugo Ball—seorang penyair muda dan sutradara teater—Emmy Hennings—seorang penyanyi dan penari kabaret—memulai sebuah gerakan yang bertujuan untuk menghancurkan seni dan menyerang keseluruhan tatanan borjuis.

Kamis, 23 Desember 2010

film screening layar BESAR di instituta


Heeeiii...

teman2 instituta yang jumlahnya di group ini sampai 700'an tapi jarang ketemu langsung ;p, kita mau ngingetin aja kalo besok jadwal reguler film screening kita yaaa...

Film yang akan di putar: dokumenter terbatas perlawanan warga di Kulon Progo, penggusuran Jakarta, dan Papua.
Kebetulan dapet pinjaman projektor, jadi bisa lebih mantep nontonnya.

Selasa, 21 Desember 2010

MEREKA YANG HIDUPNYA AKAN DIRAMPOK DITAHUN 2011/2012 OLEH NEGARA DAN KORPORASI

TEGUH8TRIATMOKO


Kuartal III, 2008, atmosfer perlawanan solidaritas para komrad atau anarkis bersama warga dan beberapa elemen seperti Wahana Lingkungan Hidup (WALHI), terjadi di dua tempat, yaitu Pati dan Kulonprogo. Rencana pendirian pabrik Semen Gresik di Pati berhasil dihambat dengan tidak lolosnya rencana pembangunan tersebut dalam uji AMDAL dan juga tidak berdasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Pati tentang Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah (RTRW). Pendirian pabrik Semen Gresik yang bernilai 5 triliun rupiah tersebut masih terus diupayakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pati.

Kamis, 16 Desember 2010

PENINDASAN



Pada tahun 1920, di 22 provinsi terjadi pemberontakan petani melawan Bolshevik dan terdapat sekitar 118 pusat perlawanan. Di provinsi Tambov, Serikat Pekerja Petani mengendalikan daerah mereka sendiri selama setahun sampai ketika terjadi intervensi militer yang masif di tahun 1921.

MAKHNO




Pada tahun 1908 Nestor Makhno pernah dipenjara seumur hidup karena membunuh seorang kepala polisi. Dibebaskan pada tahun 1917, ia kemudian dipilih menjadi kepala dari Soviet Petani dan Pekerja di Gulyai-Polye. Bersama sebuah kelompok bersenjata yang di belakangnya ada sebuah spanduk hitam bertuliskan “Kemerdekaan atau mati—tanah untuk petani, pabrik-pabrik untuk pekerja”, Makhno mulai menyerahkan tanah-tanah kepada para petani.

UKRAINA


Melarikan diri dari teror Bolshevik, kaum anarkis berpindah menuju “liang” dari pergerakan, “tanah liar” dari Ukraina. Di musim gugur tahun 1918 Nabat, konfederasi organisasi-organisasi anarkis, pada waktu itu dibentuk di Kharkov.

Kamis, 25 November 2010

KONTRA REVOLUSI


Akan tetapi bulan madu antara kaum anarkis dan Bolshevik tidak berlangsung lama. Sebuah Soviet Pusat yang terkuat dibentuk pada waktu itu, namun hanya beranggotakan orang-orang Bolshevik. Sekarang kaum anarkis menginginkan sebuah, “tahap ketiga dan terakhir dari revolusi”,

OKTOBER


Sekembalinya ke Rusia pada bulan April 1917, Lenin menebar Anarkisme ke udara. Ia naik ke atas sebuah kendaraan dengan membawa Tesis Aprilnya, yang menyerukan bahwa pemerintah harus digantikan dengan soviet-soviet (dewan-dewan rakyat-pen), dan tentara maupun polisi harus diganti dengan milisi rakyat.

REVOLUSI DI PETROGRAD




Pada bulan Februari 1917, amarah wanita-wanita Petrograd meletus di dalam Bread Riot yang mencengangkan itu. Pemogokan terjadi dan masyarakat bangkit melawan pemerintah. Dalam waktu singkat, tentara bergabung dengan pemberontakan, dan sekali lagi soviet-soviet dibentuk.

Selasa, 16 November 2010

Tan Malaka: Yogyakarta



Seperti seorang Nahkoda, walaupun mempunyai ilmu yang dalam tentang karang yang ada di dalam air, tentang udara yang mungkin mendatangkan angin ribut, badai, taufan, walaupun mempunyai itu, tetapi sewaktu-waktu ia mesti awas, menyesuaikan diri dengan keadaan baru yang timbul.

RUSIA


“...selalu saja pemimpin, mari kali ini kita melakukannya tanpa
mereka...”

Abad yang baru mengapit Rusia dengan penderitaan hingga membuat para petani terpaksa untuk menjarah rumah tuan-tuan mereka dan merebut benih. Depresi ekonomi melanda kota-kota tekstil bagian utara, demikian juga dengan pertambangan, ladang minyak, pabrik-pabrik dan pelabuhan yang berada di wilayah selatan. Di tahun 1903 pekerja minyak Baku bertempur melawan polisi.

ERA MODERN


Awal-awal abad 20 merupakan sebuah masa terjadinya aksi revolusioner yang intens. Di seluruh dunia, dari Moskow sampai San Fransisco, tekanan untuk perubahan radikal mencapai titik ledaknya.

Di Rusia ketika terjadi revolusi pada tahun 1905, dewan pekerja pertama kali muncul ke permukaan—soviet-soviet. Di tahun 1909 pusat industri Spanyol, Barcelona, sedang dalam momen pemberontakan anarkis yang terbuka. Pekerja Perancis dikelilingi oleh militan-militan penganut Anarko-Sindikalisme.

Senin, 15 November 2010

SEKOLAH MODERN STELTON





Di Amerika Serikat, selama 50 tahun seterusnya lebih dari 30 sekolah yang serupa dengan Sekolah Bebasnya Ferrer, dibangun. Yang paling terkenal dari semuanya, ada di Stelton, New Jersey, dijalankan dari tahun 1915 sampai 1953;

Kamis, 04 November 2010

FRANSISCO FERRER DAN SEKOLAH-SEKOLAH BEBAS



Di antara mereka yang menghadapi pengadilan militer adalah seorang guru, Fransisco Ferrer. Meskipun ia tidak berada di sekitar Barcelona selama pemberontakan, ia dituduh bersalah karena menjadi “kepala dari insureksi”.

SEMINGGU TRAGIS


Di bulan Juli 1909, pemerintah mengumumkan pendaftaran wajib untuk perang Moroko. Ketika ribuan orang berkumpul di gudang-gudang kereta dan tepian rel untuk melihat prajurit diberangkatkan, kesedihan pun berubah menjadi amarah. Para wanita memblok rel untuk mencegah kereta prajurit dan sebuah komite untuk pemogokan umum, dipimpin oleh anarkis Jose Remero dan Miguel Moreno.

ANARKISME SPANYOL









Keberhasilan terbesar dan terkuat dari Anarkisme terletak di Spanyol, dimana tradisi petani akan kehidupan desa yang otonomis dan pemberontakan dengan kekerasan menjadikannya tanah yang subur. Setelah sebuah seksi Internasional di sana dibentuk pada tahun 1868 oleh Giuseppi Fanelli, seorang pengikut Bakunin asal Italia, gerakan ini dengan cepat berkembang menjadi 20.000 pengikut.

Senin, 25 Oktober 2010

Pentagon Whistleblower Daniel Ellsberg on Upcoming Iraq War Wikileaks Docs (Part 1 of 2)

KUBA


Anarkisme juga berada di pusat sejarah perjuangan panjang Kuba demi kemerdekaan dan kebebasan; sebuah perjuangan yang masih berlanjut sampai hari ini.

Orang-orang buangan dari Spanyol di tahun 1880an inilah yang mengkampanyekan Anarkisme selama 30 tahun. Kaum anarkis mengkonsepkan Resolusi Kemerdekaan Kuba pada saat diadakannya Kongres Pekerja pertama kali di tahun 1892,

MEKSIKO


Tradisi pemberontakan Meksiko bisa dilihat kembali dari perjuangan melawan kolonialisme Spanyol sampai ke pemberontakan kaum Indian terhadap kekaisaran Aztec. Tibanya para imigran pada tahun 1860an, membawa ide-ide anarkis kepada bandit-bandit desa.

Wikileaks.org

WikiLeaks atau Wikileaks adalah organisasi internasional yang bermarkas di Swedia. Situs Wikileaks menerbitkan dokumen-dokumen rahasia sambil menjaga kerahasiaan sumber-sumbernya. Situs tersebut diluncurkan pada tahun 2006.

The Iraq War Logs

Pada 17:00 EST Jumat 22 Oktober 2010 WikiLeaks merilis kebocoran terbesar militer diklasifikasikan dalam sejarah. Para 391.832 laporan ('The Log Perang Irak'), dokumen perang dan pendudukan di Irak, dari 1 Januari 2004 sampai dengan 31 Desember 2009 (kecuali untuk bulan Mei 2004 dan Maret 2009) yang diceritakan oleh tentara di Angkatan Darat Amerika Serikat. Masing-masing adalah 'SIGACT' atau Aksi signifikan dalam perang.

Kamis, 21 Oktober 2010

AMERIKA LATIN



“...bukan dengan sebuah topi di tanganmu, namun dengan sebuah senapan di genggamanmu...”



Anarkisme selalu menjadi sebuah kekuatan popular yang dashyat di sepanjang Amerika Latin semenjak gelombang imigrasi dari Eropa di akhir abad 19. Meskipun kekuatannya mulai berkurang menjelang tahun 1920an, Anarkisme masa sekarang menjadi kekuatan yang cukup penting di Bolivia serta di dalam beberapa gerakan gerilya. Dari tahun 1870 sampai 1917, Brazil sendiri menerima lebih dari satu juta imigran asal Italia, Spanyol dan Portugal.

THE IWW



Pada tahun 1905, 45.000 federasi yang kokoh dari para penambang daerah barat, dengan tradisi “negosiasi dengan dinamit”, mengirimkan delegasi ke sebuah pertemuan di Chicago yang dihadiri 200 perwakilan dari para pekerja. Dari situ dimulailah IWW—The Industrial Workers of the World.

EMMA GOLDMAN DAN ALEXANDER BERKMAN

Emma Goldman

 Alexander Berkman


Di tahun 1889, Emma Goldman, seorang imigran yang baru datang dari Rusia, duduk di sebuah kafe di daerah bagian timur bawah kota New York. Di dekatnya, duduk seorang Rusia, Alexander Berkman. Maka dimulailah sebuah hubungan cinta seumur hidup yang semenjak saat itu menginspirasikan para anarkis. Kedua pasangan ini bersama-sama menghadiri ceramah Johann Most dan menjadi yakin akan makna dari “propaganda dengan perbuatan,” kematangan dari aksi langsung.

Selasa, 19 Oktober 2010

The World Elite: The Intel Hub with Adrian Salbuchi

IntelHub) – August 3rd 2010 – The Intel Hub with your Host Shepard Ambellas. Shepard was joined by researcher Adrian Salbuchi for an in depth article on the world elite.

Part 1 of 3



KEJADIAN HAYMARKET


Di tahun 1886, dua anarkis, Lucy dan Albert Parson, jalan bergandengan tangan bersama anak-anak mereka menuju Chicago Michigan Avenue. Mereka berjalan mengepalai 80.000 pekerja di dalam parade Mayday yang pertama kali terjadi di dunia.

Pada saat itu, 340.000 pekerja dari 12 pabrik-pabrik di seluruh daerah mengistirahatkan alat-alat kerja mereka untuk menuntut 8 jam kerja sehari, sebagai usaha untuk membagi-bagikan pekerjaan pada ribuan orang yang menjadi penganggur akibat penggunaan mesin-mesin “penyimpan kerja” baru ini. Di hari berikutnya, polisi Chicago menyerang pengunjuk rasa yang melakukan unjuk rasa damai dengan pistol dan tongkat kayu, beberapa orang terbunuh dan terluka. Pada tanggal tiga Mei, kaum anarkis Chicago memimpin pemogokan 6000 pekerja penebang kayu sebagai bantuan bagi para pemogok di pabrik McOrmick Harvester. Polisi menyerang lagi tanpa ada provokasi dari pada pemogok dan beberapa pemogok terluka serta tewas. Gusar akan kejadian ini, kaum anarkis menyerukan sebuah pertemuan protes pada hari berikutnya di Haymarket, menghimbau para pekerja untuk datang mempersenjatai diri.

IDE CHICAGO


Johann Most mengorganisir Kongres Anarkis Internasional di Pittsburgh pada tahun 1883, di mana sebuah manifesto telah disepakati:

Pertama: Penghancuran kelas penguasa, dengan segala cara, secara enerjik, tindakan revolusioner dan internasional yang tanpa lelah.

Minggu, 17 Oktober 2010

Whistleblowers Expose Rigged Bush Elections

Whistleblower Clint Curtis spills the beans to journalist/blogger Brad Friedman (Bradblog.com) about the election fraud associated with George W. Bush’s first presidential ballot.

Beautifully shot, in a style described as “60-minutes-noir”, Patty Sharaf’s acclaimed film has been called the “Alfred Hitchcock of election fraud movies”. Friedman pokes at the seamy side of democracy, uncovering the story of computer programmer Clint Curtis, who recounts being asked before the 2000 election by a prominent Florida legislator to create vote-rigging software for electronic voting machines.



Establishment Media Pushes Brain Eating Vaccines

he establishment media and the scientific dictatorship are promoting brain-eating vaccines that virtually lobotomize people and rewire their brains into a state of subservient compliance so that their natural instinct to get angry and rebel against the tyranny being imposed upon them is neutered and sterilized.

The reality of adding this to public water will leave the population slaves to a money hungry government.


9/11 In Plane Site – Director’s Cut

Why were America and the world never shown the video and photographs of the Pentagon, BEFORE the outer wall had collapsed showing only one 16 ft. hole. Many people do not realize that the outer wall did not collapse until almost 30 minutes after the initial impact. See these astonishing photographs and video footage for the first time.

Given that the outer wall of the Pentagon had not yet collapsed and the only hole is approximately 16 ft. in diameter – how does a jetliner over 44 feet tall and 125 ft. wide fit into that hole as shown in the crystal-clear and close-up photographic evidence from the Pentagon?

Furthermore, can physics explain why there is no damage to the Pentagon’s upper floors where the tail section would have hit? “I heard a very loud, quick whooshing sound. I was convinced it was a missile. It came in so fast – it sounded nothing like an airplane.” Lon Rains – editor for Space News (Pentagon eyewitness)

In the aftermath, it was reported by media sources that a giant 100 ft. crater was plowed into the front lawn of the Pentagon as the result of a powerful airliner crash? Why does photographic evidence overwhelmingly show that this was absolutely not the case? Why no crater? Why no skid marks? Why no burn marks? Why was the entire world deliberately mislead?

Kamis, 14 Oktober 2010

JOHANN MOST





Pada tahun 1882, si orang Jerman, Johann Most, menerima hukuman enam bulan penjara di London (ini merupakan hukuman penjaranya yang kelima kali) karena menulis pujian terhadap pembunuhan Kaisar Rusia Tsar Alexander. Ia kemudian pindah ke Amerika Serikat, di mana ia melakukan tur ke daerah-daerah dan menyerukan kepada para pekerja untuk bangkit melawan negara, serta menerbitkan sebuah pamplet, The Science of Revolutionary Warfare: A Manual of Instruction in the Use of Preparation of Nitro Glycerine, Dynamite, Gun-cotton, Fulminating Mercury, Bombs, Fuses, Poisons, etc etc.

THE BLACK INTERNATIONAL


Setelah gagalnya revolusi-revolusi yang terjadi di Eropa pada abad 19 dan penindasan yang terus berlanjut, ratusan ribu imigran memenuhi Amerika Serikat, mereka berdatangan dari Eropa selatan dan timur—jantung hati dari Anarkisme—dan tinggal di kota-kota besar seperti New York dan Chicago. Di bulan Oktober 1881, kongres Black International diadakan di Chicago, di mana pada saat itu delegasi-delegasi dari 14 kota bersepakat untuk menolak demokrasi representatif. Menurut mereka, hanya dengan menggunakan kekerasanlah masyarakat anarkis dapat dibangun.

Materi diambil dari buku ANARKI: SEBUAH PANDUAN GRAFIS karya Clifford Harper

PEMBERONTAKAN BESAR-BESARAN TAHUN 1877


Tahun-tahun setelah Perang Sipil, Amerika terlihat lebih maju dengan pertumbuhan industri yang pesat, pertumbuhan ini diikuti dengan depresi ekonomi yang parah. Militansi pekerja yang meningkat memuncak menjadi pemberontakan besar pada bulan Juli 1877. Gaji-gaji dipotong secara drastis hingga memaksa pekerja Rel Kereta wilayah barat Virginia melakukan pemogokan. Milisi dipanggil dan kekerasan pun meledak.

Selasa, 12 Oktober 2010

THE COME-OUTERS


Pada jantung gerakan anti-perbudakan di Amerika tahun 1840an terdapat sebuah kelompok anarkis yang kuat dan berpengaruh yang dikenal dengan nama Come-Outers, atau Non-Organisasionist.

Come-Outers memiliki pengaruh yang kuat di daerah Cape Cod, di daerah tersebut mereka mencapai jumlah 300an orang, tempat lainnya yaitu di antara para pekerja tekstil di Lynn, Massachusetts. Penolakan mereka terhadap perbudakan di bagian selatan berkembang dan berujung pada ketidakpercayaan mereka kepada gereja, juga pemerintah dan tiap bentuk “belenggu sosial”, termasuk perkawinan dan ketidaksetaraan divisi seks. Banyak dari penghuni Cape Cod melecehkan uang dan properti, bertelanjang di waktu musim panas, dan mengejar sebuah kehidupan “pemerintahan-mandiri yang penuh harmoni”: sebuah masyarakat anarkis yang hukumnya tidak tertulis dan didasari atas nilai moral yang disetujui oleh komunitas.

SEBUAH DUNIA BARU


“..kedepankan argumen seperti itu...”

Anarkisme Amerika dapat dibagi menjadi dua gerakan besar: dari apa yang disebut sebagai individualisme “masyarakat asli”, yang berangkat dari tradisi puritan untuk menghargai kesadaran dan kebebasan personal, dan radikalisme dari imigran-imigran baru. Orang-orang yang pindah ke Amerika selama pertengahan akhir dari abad 19 kebanyakan datang dari Eropa selatan dan timur, bersama mereka pula datang kesadaran kelas pekerja yang lahir dari pengalaman ketertindasan di tanah kelahiran. Namun di pertengahan abad 19, kesadaran orang Amerika lahir dari kekejaman dan kemunafikan dari sistem perbudakan.

Materi diambil dari buku ANARKI: SEBUAH PANDUAN GRAFIS karya Clifford Harper

Senin, 11 Oktober 2010

SENI DAN ANARKISME


Resurgensi Anarkisme di akhir abad ke 19 mendapatkan dukungan tidak hanya dari pekerja industri tapi juga para seniman avant-garde Perancis, khususnya para pelukis dan penyair. Pada saat itu puisi aliran Simbolis sudah mendapatkan reputasi sebagai aliran sastra pemberontakan. Figur-figur utamanya seperti Arthur Rimbaud, Paul Verlaine, Stephane Mallarme, dan Charles Baudelaire membuat puisi mereka menjadi oposisi keras terhadap dogma mapan dari struktur dan sifat yang kaku, serta bahasa yang artifisial. Aliran Simbolis menekankan bahwa penyair harus bebas dalam hal kreatifitas dan menggunakan bentuk menurut kemauan mereka sendiri. Yang lebih penting lagi,

ANARKO-SINDIKALISME




Pesan ini dengan segera dimengerti oleh para pekerja. Sebelum itu semua terjadi, untuk menuntut kenaikan gaji dan membentuk serikat saja mereka tidak berani, namun “kepulan asap dinamit” merubah itu semua. Pada saat itu aksi sabotase sedang menjamur; manajer-manajer yang terlalu keras kepala dipukuli, dan kediaman para bos dibom. Nyanyian-nyanyian rakyat yang merayakan tindakan-tindakan anarkis, bersenandung di pabrik-pabrik, sesuatu yang membuat para bos berpikir dua kali sebelum menyerang seorang pembuat masalah. Pekerja menemukan kembali keberanian mereka, dan melalui ini Anarko-Sindikalisme

Jumat, 08 Oktober 2010

RECLAIM YOUR LIFE!


SAAT KAMU DUDUK DI BANGKU KULIAH ATAU SEKOLAH, KAMU MENGGANGGAP BAHWA HIDUPMU BERGANTUNG PADA NILAI-NILAI MATA KULIAH/PELAJARAN YANG KAMU DAPAT, ITU SALAH TEMAN, HIDUP YANG KAMU JALANI SEMASA KULIAH/SEKOLAH SEBENERNYA HANYA DI HITUNG DARI NILAI YANG KAMU DAPAT, SAAT KAMU MENDAPAT NILAI BAIK KAMU AKAN DI PUJI TAPI DISAAT KAMU MENDAPAT NILAI JELEK, ADAKAH ORANG YANG PEDULI DENGAN KEADAANMU SAAT ITU??

PROPAGANDA DENGAN PERBUATAN!


Kekalahan Komune melemahkan situasi mental kaum pekerja Perancis dan melahirkan kepercayaan diri yang baru bagi kaum Borjuis. Industri yang ada, yang kebanyakan dijalankan dalam tempat kerajinan berskala kecil, dengan cepat ditransformasikan oleh jalur-jalur produksi pabrik-pabrik. Pekerja tidak berdaya menghadapi ini. Jam kerja yang panjang, upah rendah, dan disiplin yang kaku menimbulkan kemiskinan yang luas; setiap niatan untuk membangun serikat dihadapi oleh kesangsian dan kelaparan.

Rabu, 06 Oktober 2010

KOMUNE PARIS


“...sebuah tempat di mana orang-orang masih tertawa...

Berakar dari sebuah sejarah revolusi yang berawal dari tahun 1789 sampai pada pemberontakan pekerja di tahun 1830an dan 1840an, Komune Paris yang terjadi pada tahun 1871 merupakan insureksi urban terdahsyat pertama di zaman modern. Sebagaimana yang ditulis Kropotkin: “Sebuah ide baru telah muncul... titik berangkat bagi revolusi-revolusi mendatang.”

Pada tahun 1870 pemerintahan Perancis kalah dalam sebuah perang memalukan melawan Prusia. Kemurkaan popular terhadap pemerintah memicu sebuah pemberontakan berantai ke seluruh Perancis. Ketika tentara-tentara Prusia menutup sekitar Paris, masyarakatnya mulai bergabung dengan batalion-batalion antar tetangga dari Tentara Nasional dan dalam waktu sekejap 384.000 sukarelawan bergabung. Sadar bahwa masyarakat telah mempersenjatai diri, pemerintah melarikan diri dari Ibukota menuju Versailles dan berdamai dengan Prusia. Setelah itu pemerintah harus mengambil alih kembali Paris yang sedang bergejolak, dan pada tanggal 18 Maret 1871, pemerintah mengirim pasukannya untuk merebut meriam-meriam Tentara Nasional.

Jumat, 17 September 2010

KROPOTKIN

“...kerja-kerja kita sudah jelas...”


Peter Kropotkin lahir sebagai seorang pangeran di tahun 1842 dari sebuah keluarga militer yang termashyur. Sewaktu masih bocah, ia masuk ke Corps of Pages, akademi paling eksklusif di Rusia, di akademi ini ia menjadi murid yang terkenal dan menjadi pesuruh pribadi Kaisar Tsar Alexander. Masa depan yang cemerlang sudah terbentang di depannya: sebuah kedudukan untuk menjadi pengawal, di mana dengan segera ia dapat menjadi Jendral, lalu setelah itu setidaknya ia akan menjadi Gubernur dari salah satu propinsi. Namun ketika mencapai usia 20 tahun, ia mengejutkan semua orang dengan memilih bergabung dengan rejimen rendahan Amur Cossacks.

BAKUNIN





“...di dalam tebalnya prahara popular...”

Mikhail Bakunin dilahirkan pada tahun 1814 di kalangan aristokrasi Rusia. Di usia 21 tahun ia berhenti dari Sekolah Artileri St. Petersburg untuk mempelajari filsafat di Berlin, di mana ia mulai terpengaruh oleh filsafat Hegelian “Kiri”. Pada masa-masa inilah ia membuat diktumnya yang tersohor: “keinginan untuk melakukan destruksi merupakan sebuah keinginan yang kreatif.” Mengambil posisi yang berlawanan dengan dialektika positif Hegel, konsep negasi revolusioner Bakunin memandang sisi negatif sebagai kekuatan penggerak sejarah.

Bagi Bakunin muda, sebuah dunia baru hanya dapat lahir dari penghancuran total dunia yang lama. Tujuan sebenarnya dari sejarah adalah pembebasan manusia, dan pembebasan sebenarnya hanya dapat tercapai dengan pemutusan hubungan yang mutlak dengan masa lalu. Pemutusan absolut—revolusi—ini adalah sebuah aksi-negasi yang mutlak dilakukan oleh seluruh manusia terhadap otoritas. Tujuannya adalah kebebasan dan metodenya adalah pemberontakan yang digunakan sekaligus.

PROUDHON





“...apa itu properti?...”

Pierre-Joseph Proudhon lahir pada tahun 1809 di Franche-Comte, bagian timur Perancis. Ibunya berprofesi sebagai tukang masak dan ayahnya bekerja sebagai peternak, pembuat minuman dan seorang penjaga kedai yang bangkrut. Sebagian besar dari masa kecilnya ia habiskan dengan menggembalakan sapi di wilayah pegunungan Jura, sebuah pengalaman yang menjadi inspirasinya akan sebuah kehidupan bebas di desa. Melalui pengalaman inilah Proudhon memoles semua pandangan filosofisnya. Proudhon adalah seorang otodidak yang tekun; di umurnya yang ke 19 ia memenangkan sebuah beasiswa untuk belajar di Paris, namun kemelaratan keluarganya memaksa Proudhon untuk berhenti dari sekolah. Ia kemudian dipekerjakan sebagai juru cetak hingga kemudian memulai usahanya sendiri di Besancon. Usahanya gagal, dan berbuntut hutang yang kelak membayanginya seumur hidup.

MAX STIRNER





“...diriku adalah segala-galanya...”


Max Stirner lahir di Beirut pada tahun 1806, ia lahir dari orang tua yang miskin. Masa enam tahunnya sebagai pelajar filsafat di Berlin terganggu oleh kewajiban untuk merawat ibunya yang telah menjanda dan mengidap sakit jiwa yang terus memburuk. Di tahun 1835 ia menunda ujiannya dan memulai pekerjaan mengajarnya yang pertama, meskipun tak dibayar. Dua tahun mengalami kemiskinan yang menyesakan, ia memuncak dalam perkawinannya dengan seorang putri dari tuan tanahnya. Istrinya meninggal di tahun berikutnya karena melahirkan. Di tahun 1839 kehidupannya membaik setelah mendapatkan kontrak lima tahun di Institute Madam Groupius untuk Pengajaran dan Pengasahan Gadis-gadis Superior. Stabilitas finansial barunya ini sangatlah berlawanan dengan keresahan politik dan intelektual yang sedang memuncak di sekelilingnya.

Rabu, 08 September 2010

MAKE LOVE, NOT WAR!


SUDAH SEHARUSNYA SEGALA MACAM SERUAN PERANG PEREBUTAN WILAYAH ATAS NAMA DAULAT DAN NASIONALITAS YANG DIDENGUNGKAN OLEH ORMAS-ORMAS DAN MEREKA YANG BERADA DI OTORITAS DINILAI SEBAGAI KETOLOLAN BELAKA!

SUDAH SEMESTINYA KITA BELAJAR DARI SEJARAH BAHWASANYA PERANG-PERANG YANG DIGAUNGKAN OLEH NEGARA MERUPAKAN TANDA KETIDAKMAMPUAN NEGARA UNTUK MENCIPTAKAN KEMAKMURAN SOSIAL. BELUM LAGI HARGA MAHAL YANG HARUS DIBAYAR JELATA DENGAN SANAK SAUDARA MAUPUN KEKASIH TERCINTA YANG DIKIRIM KE DALAM WAJIB MILITER HANYA UNTUK DIBANTAI DI DALAM MEDAN PEPERANGAN DAN NILAI EKONOMIS DARI WILAYAH YANG DIPEREBUTKAN HANYA DAPAT DINIKMATI OLEH MEREKA PARA PEMEGANG OTORITAS. KEMUDIAN KENAIKAN HARGA-HARGA YANG TINGGI TERJADI SETELAHNYA, BELUM LAGI JUMLAH NOMINAL YANG BESAR DALAM BISNIS SENJATA YANG JUGA MENGUNTUNGKAN PENGUASA, SERTA HARGA YANG SANGAT PALING MAHAL: JELATA TETAP TIDAK BERDAULAT ATAU DENGAN KATA LAIN MASIH TERJERAT PERBUDAKAN KERJA!

OLEH SEBAB ITU, SUDAH SEMESTINYA SETIAP WILAYAH YANG BERADA DI MUKA BUMI INI DAPAT DINIKMATI BERSAMA (MANUSIA, HEWAN DAN TUMBUHAN) UNTUK MERAYAKAN KEHIDUPAN, NAMUN JIKA ITU DIPERGUNAKAN UNTUK MEMUPUK PROFIT/LABA MAKA WAJIB UNTUK KITA TOLAK!

DAN PERTEMPURAN SESUNGGUHNYA ADALAH MEMENANGKAN CINTA DI ATAS KESERAKAHAN DI DALAM DIRI KITA DAN MENGHANCURKAN SEGALA SESUATU YANG MEMBATASI UPAYA-UPAYA KITA UNTUK PEMENUHAN KEBEBASAN DAN KEMAKMURAN YANG BERADA DI LUAR DIRI KITA!

IDENYA


“...Anarkisme tercipta di antara masyarakat...”


Meskipun Gerard Winstanley dan William Godwin telah menemukan filsafat Anarkisme di abad 17 dan 18, pada pertengahan abad sembilan belaslah Anarkisme baru lahir sebagai sebuah teori koheren dengan sebuah program sistematis yang telah dikembangkan. Ini merupakan hasil kerja dari empat orang: seorang Jerman, Max Stirner (1806-1876), seorang Perancis, Pierre Proudhon (1809-1865), dan dua orang Russia, Mikhail Bakunin (1814-1876), juga Peter Kropotkin (1842-1921).

WILLIAM GODWIN



“...untuk membebaskan pikiran manusia dari perbudakan...”

Hati William Godwin “berdetak tinggi dengan sentimen yang hebat akan kebebasan” ketika mengetahui berita mengenai Revolusi Perancis, sebuah kejadian yang memberinya inspirasi untuk menulis Enquiry Concerning of Political Justice. Tulisan ini diterbitkan pada bulan Februari 1793, buku pertama yang menyatakan, “sebuah bentuk yang lumayan definitif tentang prinsip-prinsip ekonomi dan politik dari Anarkisme.”

Dua bulan sebelumnya, Tom Paine baru saja pergi ke Perancis untuk melarikan diri dari hukuman mati karena tulisannya yang berjudul The Rights of Man. Pemerintah juga berencana untuk menangkap Godwin namun mengurungkan niat mereka karena pertimbangan bahwa dengan harga tiga guinea, Godwin akan cukup sulit meraih pembaca yang luas. Namun mereka salah perkiraan. Ratusan kelompok pekerja di seluruh penjuru Inggris mengumpulkan uang mereka bersama untuk membeli Political Justice dan mendiskusikan ide-idenya. Ini juga menjadi masa bagi keyakinan penyair-penyair era Romantis. Buku ini membuat nama Godwin melambung:

Jumat, 03 September 2010

REVOLUSI PERANCIS


“...kami tahu siapa teman-teman kami...”
Generasi Godwin juga dipengaruhi oleh revolusi Perancis 1789, sebuah kejadian yang walaupun metode dan tujuannya tidaklah anarkis, namun secara mendalam terinspirasi oleh semangat Anarkisme. Pada musim semi 1793, setelah melalui empat tahun perang sipil, terjadi pergolakan sosial dan menaiknya harga-harga makanan, Sans-culottes, kaum paling miskin di Paris, akhirnya dipaksa untuk melawan dan pemerintahan Girondin pun dijatuhkan. “Kami adalah kaum miskin Sans-culottes, sebuah perkumpulan dari para pengrajin dan petani. Kami tahu siapa teman-teman kami: yaitu mereka yang telah membawa kami jauh dari pastur, bangsawan, sistem feodal, institusi agama, monarki dan segala penyakit yang mereka ikut sertakan di dalam kereta mereka, kawan kami adalah mereka yang dijuluki para aristokrat sebagai “Anarkis”.”

REVOLUSI AMERIKA


“...sebuah konspirasi melawan pemerintah...”
Figur intelektual yang memimpin revolusi ini adalah Thomas Jefferson, anak dari para pelopor Blue Ridge Mountain, dan ia merupakan seseorang yang sangat yakin bahwa “pemerintah yang baik adalah mereka yang paling sedikit memerintah”.

Sekiranya ada pertanyaan yang datang padaku apakah kita harus memiliki sebuah pemerintahan tanpa surat kabar atau surat kabar tanpa pemerintahan, aku seharusnya tak ragu lagi untuk memilih pilihan yang terakhir. Aku yakin jika mereka yang hidup tanpa pemerintahan dapat menikmati kebahagiaan yang lebih mendalam daripada mereka yang hidup di bawah kekuasaan pemerintah-pemerintah Eropa. Dengan dalih memerintah, mereka telah memisahkan bangsa mereka ke dalam dua golongan, serigala dan domba.

MENANGLAH AKAL BUDI


“...jangan tunduk pada pemerintah...”
Banyak orang berpendapat bahwa kemungkinan untuk mengakhiri korupsi dan penindasan di Eropa pada waktu itu tidak akan berhasil, oleh karena itu mereka menaruh semua harapan mereka di dalam koloni-koloni baru di Amerika, di mana kebebasan jiwa mereka dapat membangun sebuah komunitas yang terjalin dengan sebuah keyakinan bersama dan nurani individual.

Di tahun 1634, Anne Hutchinson yang berasal dari Inggris pertama kali menginjakan kakinya di Boston. Ia merupakan seorang wanita yang berkemauan keras dengan jiwa yang kuat dan merupakan “seorang pembicara yang populer.”

RANTERS DAN DIGGERS


“...sekarang ini seluruh dunia sedang berada dalam sebuah lelucon yang
lantang...”

Gerakan Free Spirit anarkis perlahan-lahan berkembang menuju bentuk yang lebih konkrit pada abad ke 17 di Inggris. Gerakan ini menamai diri mereka Ranters dan Diggers. Pada masa tersebut, kondisi kerajaan Inggris sedang mengalami goncangan revolusi dan perang sipil yang tidak berkesudahan. Raja dihukum mati, diikuti dengan bertahtanya kediktatoran Cromwell. Kejadian-kejadian ini semakin meyakinkan hati masyarakat bahwa hidup mereka tidak akan pernah berubah. Karena situasi krisis ini, Anarkisme mulai subur di hati para pemberontak, para prajurit yang kecewa oleh perang, petani miskin, dan para penghuni pinggiran kota-kota.

TABORITES


“...dan kerajaan harus dihibahkan...”

Meski di daerah selatan Inggris mereka telah dikalahkan, Perkumpulan Free Spirit muncul kembali dengan kekuatan yang sama empat puluh tahun kemudian di Czechoslovakia, di bawah nama gerakan Taborites. Dipicu oleh penghukuman keji yang dilakukan gereja dan kaum bangsawan, gerakan Taborites mengumumkan bahwa pada tanggal 20 Februari 1420, kesemua dari mereka yang tidak bergabung di pusat benteng gerakan yang terletak di perbukitan daerah selatan Bohemia akan menghadapi kemurkaan.

Semua para penguasa, dan bangsawan, juga ksatria, harus dibantai layaknya bandit dan anak-anak Tuhan akan menginjak-injak leher para raja.

Ribuan orang membakar rumah mereka sendiri dan menyumbangkan barang-barang mereka yang bisa dibawa ke komunitas baru mereka. Pasukan Taborite, yang dipimpin oleh John Ziska, masuk lebih jauh sampai ke daerah yang sekarang menjadi daerah Jerman, dan mencapai Nuremberg di tahun 1430. Namun sangat disayangkan, empat tahun kemudian, gerakan ini kalah di dalam pertempuran di Lipan. Meskipun mereka dikalahkan secara militer, pamplet-pamplet Taborites yang menyerukan, “bangkit untuk berontak kepada penguasa-penguasa mereka dan ciptakan surga di bumi,” masih terus disirkulasikan.

Di tahun 1474, seorang penggembala dan penghibur di pub, Hans Bohm, mengajak orang-orang desa di Niklashausen untuk “menjatuhkan semua penguasa, kecil dan besar, dan hutan serta ladang menjadi milik seluruh manusia.” Ketika seluruh petani di seantero Jerman mengikuti panggilannya, Bohm pun langsung menyuruh mereka untuk mempersenjatai diri. Kepala pastur Wurzburg yang merasa bahwa keadaan dapat membahayakan ilusi ketentraman masyarakat, akhirnya mengirimkan pasukan untuk menangkapnya. Ribuan petani menyerang kota untuk membebaskan Bohm, namun mereka diserang oleh meriam dan kavaleri, dan Bohm pun dibakar. Di tahun 1525 Loy Pruystinck, seorang tukang bangunan muda, mengumpulkan para pelacur, pengemis dan pencuri-pencuri dari Antwerp dalam jumlah yang besar. Gerakannya langsung ditindas dan di saat yang bersamaan di Tournai, seorang penjahit, Quintin, memanggil ribuan orang datang ke pertemuannya. Layaknya kebanyakan dari generasi awal kaum anarkis, Pruystinck dan Quintin pun dibakar di tiang-tiang pancang.

Materi diambil dari buku ANARKI: SEBUAH PANDUAN GRAFIS karya Clifford Harper

Rabu, 01 September 2010

PEMBERONTAKAN PETANI


“...berada di ladang di bawah hujan dan salju...”

Ide-ide semacam Free Spirit memicu imajinasi para pelajar yang berkumpul di Universitas Oxford pada abad keempat belas, dan bersamasama dengan pendeta radikal utopis—pendeta-pendeta Hedgerows—mereka menyebarkan pesan-pesan Free Spirit kepada para petani, gembel, pelacur, eks-tentara dan pembelot, juga pengangguran dan orang-orang buangan dari dunia bawah urban.

FREE SPIRIT (JIWA BEBAS)




“...aku telah menciptakan segala hal...”

Dari abad sebelas sampai pada abad-abad berikutnya, Eropa mengalami perubahan-perubahan sosial dan ekonomi yang pesat. Pertanian, industri, perkotaan dan pasar-pasar berkembang dengan cepat, populasi bertambah, belenggu feodalisme yang mengikat para budak dan petani yang dibuat oleh penguasa-penguasa dan gereja mulai merenggang. Ada aturan-aturan baru, namun ada juga kesempatan-kesempatan bagi kebebasan. Meskipun kaum berpunya dan berkuasa berusaha menambah beban kepada masyarakat dan memanfaatkan kebebasan mereka secara semena-mena, di wilayah pedesaan, para petani seringkali menolak untuk membayar pajak maupun bekerja tanpa diberi upah, bahkan mereka juga menuntut hak untuk tanah. Banyak yang melarikan diri ke daerah perkotaan di mana, “udaranya membuat orang-orang bebas”—tidak ada perbudakan. Namun ketika jurang pemisah antara si kaya dan si miskin mulai melebar, semakin banyak orang yang bereaksi secara radikal dan berusaha membangun Kerajaan Surga di Dunia di mana, “segala sesuatunya dimiliki bersama.”


Kamis, 12 Agustus 2010

Timaeus dan Critias (Potongan 2)

Konon setiap dewa memiliki wilayahnya sendiri-sendiri di muka bumi ini. Tempat di mana manusia membuat kuil dan melakukan pengorbanan untuk mereka. Poseidon mendapatkan Pulau Atlantis, tempat ia menghasilkan keturunan dengan seorang manusia biasa.

Pulau itu menghadap ke lautan. Di tengah-tengah pulau terdapat dataran yang subur tempat segala jenis tmbuhan dapat hidup. Di dekat dataran, sekitar 50 stadia dari pusat pulau, terdapat satu gunung yang tidak terlalu tinggi jika dilihat dari sisi manapun. Pada gunung itu berdiam seorang laki-laki bernama Evenor beserta dengan istrinya yang bernama Luiceppe. Mereka memiliki seorang putri bernama Cleito.

Minggu, 18 Juli 2010

SOLID FEST (INSTITUT A Infohouse)




Kawan, bulan Agustus ini Institut-A- akan melewati 1 tahun pertamanya, dan untuk melanjutkan ke tahun berikutnya kita perlu membayar sewa rumah kami. Karena selama ini kami mengelola dan membangun Infoshop kami secara otonom, kolektif dan swadaya, namun bagaimanapun juga usaha ka...mi, kami belum mampu untuk menutupi biaya sewa rumah.

Timaeus dan Critias (Potongan 1)

Di kota Sais, Solon mencari pendeta-pendeta yang memiliki pengetahuan yang luas tentang masa silam. Sebab banyak hal tentang masa silam yang ia dan orang-orang Yunani tidak ketahui sama sekali. Salah satu pendeta itu mulai bercerita tentang berbagai hal pada masa lalu. Ia bercerita tentang Phoroneus yang disebut-sebut sebagai manusia pertama. Juga bercerita tentang banjir besar yang memusnahkan manusia kecuali Deucalion dan Pyrra yang bisa bertahan dan selamat. Kemudian ia mengurutkan kejadian demi kejadian itu sehingga bisa dihitung telah berapa lama peristiwa itu terjadi.

Salah satu pendeta yang cukup tua berkata, "Solon, kalian orang Yunani tidak lebih dari anak-anak semua, tidak ada orang tua di antara kalian." Solon bertanya apa yang dimaksud oleh pendeta dengan kata-kata itu. Ia menjelaskan bahwa dalam pikiran orang-orang Yunani yang ada hanyalah masa sekarang. Tidak ada yang berusaha mencari jejak pengetahuan masa lalu. Pendeta itu menceritakan kepada Solon kenapa hal itu dapat terjadi.

Ada suatu masa ketika bangsamu dan bangsa-bangsa lainnya dilengkapi dengan kemampuan menulis serta kelengkapan hidup lainnya. Tiap masa dipisahkan oleh interval waktu. Hingga datang waktunya, muncul wabah dari langit. Seperti campak yang ditebar begitu saja. Sehingga yang tertinggal di antara kalian hanyalah orang-orang yang tidak bisa membaca dan tidak memiliki pengetahuan. Maka kalian memulai lagi segala sesuatunya seperti anak-anak yang tidak mengerti apa-apa. Perihal silsilah yang kamu jelaskan kepada kami tidak lebih baik daripada cerita anak-anak.

Malapetaka dan bencana yang menimpa manusia disebabkan oleh banyak hal. Tetapi di antara sekian banyak hal itu, air dan api memegang peran yang paling penting. Kamu hanya mengetahui satu banjir besar yang pernah terjadi. Tetapi sebenarnya ada banjir besar sebelumnya yang juga pernah terjadi. Menenggelamkan tempat-tempat yang dahulu pernah didiami oleh manusia terbaik dan paling adil. Ketika bencana datang, hanya sebagian kecil dari mereka yang selamat. Orang-orang yang selamat itu juga pada akhirnya meninggal tanpa meninggalkan satupun cerita tertulis.

Sebelum banjir terbesar yang pernah terjadi, kota besar Athena dikenal selalu terdepan dalam berperang. Kota itu diatur dengan pemerintahan paling baik dibandingkan kota-kota lainnya. Kota itu juga dikenal karena konstitusinya yang paling adil dibanding tradisi yang pernah ada pada tempat di kaki langit.

Menyangkut bangsamu sembilan ribu tahun yang silam. Aku akan menjelaskan kepadamu tentang hukum dan tindakan mereka yang terus dikenang. Sebuah keberanian menghadapi kekuatan bangsa yang muncul di tengah-tengah lautan Atlantis.

Begitu banyak tindakan agung tercatat dalam sejarah kita. Tetapi ada satu tindakan dan perbuatan yang melebihi semua tindakan yang pernah ada. Sejarah mencatat sebuah kekuatan besar yang sulit untuk ditandingi melakukan ekspedisi penaklukan sepanjang Asia dan Eropa. Dan kota kalian adalah sasaran akhir mereka. Kekuatan besar ini muncul di lautan Atlantis. Pada saat itu Atlantis dapat dilayari. Terdapat sebuah pulau yang terletak di depan selat yang kalian sebut Pillar Hercules. Pulau itu lebih luas dari gabungan antara Asia Minor dan Libya. Melalui pulau ini, kamu bisa mengitari semua bagian benua yang dikelilingi oleh lautan. Bagian laut yang terdapat pada Pillar Hercules adalah sebuah pelabuhan. Memiliki pintu masuk yang sempit. Sisanya adalah lautan luas yang mengelilingi daratan sehingga bisa disebut sebagai benua tanpa batas.

Di pulau Atlantis terdapat kerajaan yang maha besar menguasai pulau-pulau dan benua. Orang-orang Atlantis telah menguasai bagian bumi sejauh Libya hingga Mesir dan sejauh Eropa hingga Tyrenia. Kekuasaan seluas itu terpusat pada satu orang. Mereka juga berusaha menundukkan negerimu. Tetapi, Solon, nenek moyangmu memancarkan keteguhan hati dalam kebenaran dan keberanian. Di bawah pimpinan Raja Hellenis. Nenek moyangmu berhasil mengusir para pendatang itu dan membebaskan negeri-negeri sekitar selat dari perbudakan oleh para pendatang.

Tidak lama kemudian, terjadilah gempa dan banjir besar. Dalam waktu semalam malapetaka menghancurkan Atlantis. Semua prajurit tenggelam ke dasar Bumi. Dan Pulau Atlantis hilang di dasar laut. Karena alasan itu, laut disekitarnya tidak dapat dilalui dan dilayari. Banyak endapan lumpur. Ini disebabkan oleh pulau-pulau yang tenggelam.

Rabu, 07 Juli 2010

G20: PINTU YANG TERTUTUP = JENDELA YANG HANCUR


“Para anarkis pada dasarnya mengakali rencana pengamanan yang luas dengan jalan mengambil keuntungan dari bagian-bagian kota yang rentan sementara polisi terfokus pada demonstrasi besar dan perimeter KTT.”
AP News Report


Pada 26 Juni 2010, ribuan anarkis dan demonstran lainnya berkumpul di luar KTT G20 di Toronto, menghadapi lebih dari 19.000 petugas keamanan dengan anggaran sebesar hampir satu miliar dolar. Kerusuhan yang terjadi kemudian menyebabkan kemarahan di kalangan pejabat publik dan komentator dari korporasi media. Kami menaruh hormat terhadap keberanian orang-orang yang menempatkan diri mereka dalam risiko besar untuk menghancurkan ilusi konsensus sosial dan mengekspresikan kedalaman kemarahan terhadap para pemimpin dari G20 dan sistem kapitalisme yang mereka bela. Jika kamu menaruh kemerdekaanmu dalam barisan di Toronto: terima kasih.


Pintu Yang Tertutup...

Sebagai anarkis, kita tidak hanya menentang kebijakan tertentu dari G20—meskipun program yang disusun berdasarkan pertemuan Toronto tampak mengerikan juga—lebih dari itu adalah struktur dasarnya. Apakah itu G7, G8, G20 atau G1000, setiap struktur yang memungkinkan kepala negara untuk menentukan nasib jutaan orang pada dasarnya adalah eksklusif dan koersif. Kita menentang KTT G20 karena kita percaya bahwa hanya inisiatif horisontal-lah yang dapat memecahkan masalah yang kita hadapi saat ini.

Krisis Keuangan, bencana ekologis, dan penindasan karena perbedaan pendapat merupakan konsekuensi yang memang akan didapat dari sistem ekonomi kapitalis dan sistem politik hierarkis, yang memusatkan kekuasaan ke tangan segelintir mereka yang buas. Ketika semua dipaksa bersaing untuk sumber daya dan kekuasaan dengan harga berapa pun, dan bukannya untuk bebas mengembangkan cara-cara hidup berdasarkan prinsip berbagi dan berdampingan secara damai, tidak ada tumpahan minyak atau perang berdasarkan alasan-alasan palsu yang bisa membuat kita terkejut.

Model dunia yang hendak dibangun oleh para penguasa kita bisa tercermin dari pengamanan yang dirancang oleh aparat untuk melindungi pertemuan KTT dari kerumunan mereka yang harus menghadapi konsekuensi dari pertemuan itu sendiri. Sebagian pusat kota Toronto telah dikerangkeng, dengan "hukum rahasia" yang diberikan pada polisi untuk punya kekuasaan lebih di area tersebut. Penggerebekan preemptive yang ditujukan kepada para organisator protes bukanlah sebuah hal anomali—serangan serupa juga terjadi sebelumnya pada Konvensi Nasional Partai Republik di tahun 2008, misalnya. Dalam penangkapan 900 orang warga yang taat hukum selama akhir pekan, aparat keamanan tidak bereaksi secara berlebihan tetapi menggunakan keuntungan dengan sistem peradilan pidana untuk tujuan yang tersirat: upaya pengendalian potensi ancaman terhadap status quo.

Jika ini adalah pertama kalinya polisi menggunakan gas air mata di Toronto, itu hanya menunjukkan bagaimana mereka memiliki kontrol yang ketat terhadap kaum miskin dan terpinggirkan di Toronto hingga sekarang. Demikian pula, reaksi berang para politisi dan media milik korporasi menunjukkan bahwa, untuk kali ini, demonstrasi telah melampaui apa pun yang bisa mereka kooptasi ke dalam agenda mereka sendiri.


...Jendela Yang Hancur

Meskipun laporan awal mencatat jumlah yang sedikit, kepala polisi Toronto Bill Blair akhirnya mengakui bahwa "sebanyak seribu orang" ikut serta dalam aksi militan pada hari Sabtu—sesuatu yang disebut dalam premier Dalton McGuinty sebagai, "perusakan dan kekerasan tak berotak."

Retorika semacam ini selalu menjadi respon pertama terhadap kelompok yang memaksa melangkah di luar wacana yang diizinkan; kemudian, tentu saja, akan ada sebuah film adaptasi dan bagian pembukaan untuk "menjadi bagian dari proses." Adalah hal penting untuk tidak menjadi panik pada momen-momen seperti ini, saat musuh-musuh kita berusaha menakut-nakuti kita untuk tetap setia pada senjata kita. Dengan berdiri bangga terhadap tindakan militan, kita membantu melegitimasi oposisi struktural kepada kapitalisme, jika kita bertindak dengan malu atau berusaha berdamai, kita membiarkan musuh-musuh kita untuk menentukan apa yang dianggap bisa diterima. Ironisnya, satu-satunya cara untuk menghentikan menampilkan bentuk "ekstrimis" kepada publik, adalah dengan menegaskan perlunya tindakan militan sampai keadaan telah normal sebagai opsi yang valid.

Adalah para politisi dan polisi yang harusnya malu. Adalah sebuah kepengecutan bagi mereka yang tidak pernah menghadapi kekerasan polisi untuk menghina orang-orang muda yang bersedia berdiri menghadapi personel keamanan bernilai milyaran dollar; adalah sebuah kelakuan tak berotak bagi mereka yang keistimewaannya didapat dari menerima begitu saja tatanan nilai-nilai yang berlaku untuk mencemarkan individu-individu yang memiliki integritas untuk mempertanyakan nilai-nilai tersebut. Jika ada sesuatu yang memenuhi syarat sebagai "perusakan dan kekerasan tak berotak" maka itu adalah kepatuhan buta para polisi yang menyerang warga sipil setiap kali diperintahkan.

Kami sangat terkejut oleh kemunafikan dari mereka yang telah diuntungkan oleh ratusan tahun penjajahan, genosida, dan eksploitasi tetapi memilih untuk fokus pada beberapa jendela yang rusak. Kami membenci polisi bermuka dua yang bisa menyebut "keamanan publik" sebagai alasan untuk bertindak biadab, termasuk pelanggaran serius terhadap hukum yang seharusnya mereka tegakkan, sedangkan mereka sendiri bertindak kejam dan membabi buta menyerang orang. Kami menyesalkan tipu daya media yang tidak melewatkan kesempatan untuk memfitnah para anarkis: misalnya, menyiratkan bahwa pembunuhan Polisi Ian Tomlinson pada KTT G20 di London pada tahun 2009 adalah akibat dari demonstrasi di sana dan itu semua seolah tindakan tak berperikemanusiaan dan kekejaman tanpa alasan.

Di sisi lain, kami sangat terinspirasi oleh kawan-kawan kami di Toronto. Sungguh menakjubkan bahwa para anarkis berhasil mencapai begitu banyak hal walau pasukan besar berbaris melawan mereka. Meskipun kita takut bahwa gelombang represi yang serius sedang dalam perjalanan, peristiwa 26 Juni telah berbuat banyak untuk menghilangkan ilusi bahwa para penguasa kita tak terkalahkan.

Ini bukan berarti bahwa kita mesti menghentikan kerusuhan di setiap pertemuan dan KTT. Jikalau memungkinkan bagi para anarkis yang kalah jumlah bahkan hingga dua puluh banding satu untuk tetap menghancurkan pusat perbelanjaan dan membakar mobil-mobil polisi. Namun, pikirkanlah berapa banyak lagi kemungkinan—dan yang lebih penting—perjuangan dalam hidup harian kita. Kerusuhan anti-KTT adalah sikap simbolis dari penolakan yang kuat, menunjukkan kesediaan untuk pergi ke manapun jalannya, tapi itu akan sia-sia kecuali kita benar-benar berhasil bergerak melampaui bahasa tubuh menuju transformasi isi. Para ahli dan politisi harus menghitung diri sendiri sebagai pihak yang beruntung ketika gerakan anarkis hanya berhenti pada gerakan simbolis, ketimbang menyiapkan pekerjaan serius untuk menggulingkan kapitalisme sekali dan untuk selama-lamanya.

Kondisi ekonomi dan ekologi terus memburuk, hal ini akan mengintensifkan konflik sosial juga; suatu hari tantangannya bukanlah memulai kerusuhan, tetapi untuk mencapai sesuatu yang lebih dari itu. Jika para anarkis tidak membuat dirinya sebagai sebagai lawan utama dari tatanan yang berkuasa, para fasis dan fundamentalis akan melakukannya. Dalam pandangan ini, mungkin penting bagi kita untuk membedakan diri dalam demonstrasi-demonstrasi pertemuan puncak dan KTT. Tapi dalam jangka panjang, apakah kita akan menang atau kalah tergantung pada apakah kita dapat menggunakan kesempatan ini untuk menunjukkan keinginan kita kepada orang lain, dan meraih ruang dan sumber daya untuk menunjukkan alternatif-alternatif yang kita miliki.

Semoga sirine berbaur di udara dengan bau asap yang tajam. Semoga proyektil menghujani spectacle budaya konsumeris. Semoga kita meraih setiap kesempatan untuk menyerang balik penindas dan menginspirasi teman-teman, tetangga, dan rekan kerja kita untuk melakukan hal yang sama. Sekarang pertanyaannya adalah bagaimana kita dapat merengkuh kembali komunitas dan potensi kreatif kita dengan keganasan yang sama seperti yang kita lihat di Toronto.



kAtalis

Rabu, 30 Juni 2010

Elegi Yang Telah Mati:Sebuah Kritik Ringan bagi Para Anarkis

7 September 2008

Dalam dunia yang telah didesain sedemikian rupa agar sistem dominasi hari ini tampak wajar, maka tak ada yang salah; semuanya dibenarkan selama itu berarti tak keluar dari lingkaran jual-beli atau komoditi. Para anarkis percaya bahwa sistem dominasi ini merupakan sesuatu yang semestinya bisa dirubah. Sialnya, para anarkis lokal[1] sendiri, terutama anak-anak muda yang mengidentikkan diri dengan kultur punk rock, terjebak di lubang yang sama dengan apa yang mereka lawan. Mereka tak lagi mampu menjaga dan mengembangkan kreatifitas perlawanannya dan hanya mereproduksi hal-hal usang yang sama sekali tidak menghantam titik lemah sistem dominasi hari ini.

Para anarkis lokal ini, alih-alih menjadi pasir yang memacetkan mesin besar sistem dominasi, malah menjadi pelumas yang melancarkan eksistensi dan perkembangan sistem dominasi. Seberapa besar semangat anarki dalam diri kita? Seberapa besar resistensi anarkis yang telah terjadi di tengah maraknya personal-personal yang menggunakan pakaian hitam-hitam, balaklava, bendera A dilingkari, dan imaji-imaji anarkis lainnya? Atau tak ada personal di sini—hanyalah massa belaka?

Beberapa mengatakan hal ini dikarenakan ide-ide anarki sendiri masih merupakan hal yang baru dan tak punya basis sejarah dalam konteks masyarakat Indonesia. Belum lagi maraknya ide-ide anarki tak bisa dipungkiri masuk ke Indonesia lewat musik punk rock. Maka tak mengherankan jika kemudian anarkis di sini harus mampu untuk membuat sejarahnya sendiri. Tanpa mengesampingkan pendapat tersebut, tulisan ini mencoba melihat dalam konteks yang lain.

Anarki menolak partai sebagai garda depan revolusi—selain juga penolakan terhadap kelompok tertentu yang konon merupakan kelompok yang paling revolusioner. Apakah anarki menolak beroganisasi? Perlu dipahami lebih mendalam, apa yang anarki tolak adalah struktur koersif yang sudah menjadi bagian integral dari hierarki. Berorganisasi dengan cara yang anarkistik tentu saja merupakan sesuatu yang sangat mungkin. Para anarkis kontemporer banyak yang menggunakan kolektif—atau grup afinitas—sebagai alat organisasi mereka. Di Indonesia sendiri, banyak kolektif-kolektif yang eksis. Dari sekian banyak kolektif tersebut, hampir mayoritasnya seragam: diinisiasikan oleh pemusik-pemusik punk rock dan sejenisnya. Kegiatannya pun serupa: menyablon, tempat ngumpul, dan mabok. Tanpa menihilkan adanya kegiatan lain seperti pertukaran informasi dan distribusi, kolektif-kolektif tersebut terlalu sangat disibukkan oleh hal-hal seperti itu sehingga tak mempunyai daya tohok terhadap sistem dominasi yang katanya mereka tentang. Jangan tersinggung jika anarki hanya mendapat tempat sebagai kenakalan masa remaja saja bagi masyarakat di luar kultur tersebut.

Gerakan anarki pun hanya termanifestasikan dalam bentuk musik keras dengan lirik yang tidak ada juntrungannya. Atau konsep murahan atas nama do it yourself, yang bukannya membebaskan diri untuk berkreasi, malah menjadi dogma yang lain. Ketika dogma menginfeksi otak, maka yang terjadi adalah kemacetan aktifitas kemanusiaan. Kolektif sendiri, sebagai bentuk organisasi yang anarkistik, kehilangan daya kreatifnya dan terpinggirkan. Ia tak lagi mempunyai keunikan dengan konsep desentralis, egaliter, maupun partisipatoris. Ia hanyalah sebentuk perkumpulan yang sama tidak berbahayanya dengan band pop versi mayor label[2].

Dalam pembantaian yang dilakukan sistem dominasi setiap harinya, hanya sekedar mengandalkan strategi kemalasan, kontra-kultur, merebut kebahagiaan personal yang terpisah dengan personal-personal lainnya yang lebih luas; tanpa dibarengi dengan hal-halnya lainnya sama saja dengan mengamininya. Tentu saja hidup ini tidak sekedar hitam-putih atau monoton. Tapi tentu kita juga dapat melihat keberpihakannya bukan?

Menolak sistem dominasi hari ini memerlukan analisa serta terlibat aktif dalam usaha penggerotannya. Usaha sekecil apa pun tentu sangat berarti semenjak kapitalisme dan sistem dominasi dipaksa berubah bentuk terus menerus lewat kemenangan-kemenangan proletar di berbagai belahan dunia. Semaju apa pun kapitalisme dan sistem dominasi, tak akan pernah menutup kemungkinan untuk melawannya. Jika para pendahulu kita dan proletar di belahan dunia lain saja sanggup, mengapa kita tidak?

Merengkuh hasrat personal adalah sesuatu yang revolusioner. Tapi hasrat sendiri tak pernah bisa berhenti hanya ketika kita telah merengkuh salah satunya. Setiap kali terjadi perengkuhan hasrat, akan terjadi produksi hasrat yang lebih tinggi lagi. Ini sama sekali bukan sedang mengamini klaim bahwa manusia pada dasarnya tamak. Tak ada sifat dasar manusia. Setiap orang lahir dengan kondisi dan lingkungan yang berbeda. Juga pilihan untuk keluar dari kungkungan sosial—dalam struktur massa—yang menegasikan personalitas.

Para anarkis lokal, yang sangat bangga mempertontonkan foto-foto dirinya yang sedang mengenakan pakaian serba hitam dengan penutup muka di akun Facebook[3], justru terjebak dengan imaji perlawanannya sendiri. Tak heran jika kemudian hal itu membuatnya menjadi etalase perlawanan yang akan sangat sukacita disponsori oleh kapitalisme. Imaji yang anarkis lokal kedepankan dalam konteks ini, terpuruk habis dalam putaran imaji belaka. Di sini, anarkis didefinisikan lewat seberapa keren dia berdandan hitam-hitam dengan bendera A dilingkari sebagai latarnya—bukan dari aktifitas revolusionernya menghantam sistem dominasi hari ini. Tak ada bedanya dengan lifestyle-fashion versi majalah Cosmopolitan, bukan?

Menjadi revolusioner, dengan anarki sebagai titik tolaknya, bukan berarti berhenti menjadi keren. Cukuplah para aktifis ideologis (marxis-leninis, trotskyis, stanilis, nasionalis, posmodernis, maupun agamis) saja yang mencelakakan dirinya lewat klaim radikalitas yang kenyataannya membunuh kreatifitas. Anarkis harus mampu melihat cakrawala lain yang mungkin—yang melampaui batas-batas cakrawala yang ditawarkan dunia modern dan sistem dominasi hari ini. Kegiatan-kegiatan revolusioner diusahakan semaksimal mungkin untuk menarik dan menggairahkan dalam berbagai aktifitasnya. Karena kita tak bisa keluar dari kesuraman dunia hari ini dengan mengadopsi lebih banyak kesuraman.

Tak bisa dipungkiri memang, bahwa perjuangan adalah sesuatu yang berat, melelahkan, dan bahkan memuakkan. Tapi apakah jalan hidup yang ditawarkan sistem dominasi hari ini dapat membuatmu bahagia secara utuh? Atau lebih mudah dari melakukan suatu perlawanan bagi hidup kita yang terampas?

Untuk dapat diterima dalam struktur massa yang eksis hari ini, engkau harus mengikuti aturan yang sama sekali tidak pernah dikonfirmasikan kepadamu sebelumnya. Engkau harus tampil trendi dan gaul. Atau elegan. Untuk itu engkau harus bersusah payah mengikuti tren mode dan fashion, juga referensimu akan teknologi yang gadget—mereka tak butuh gejolak jiwa apalagi filosofi karena mereka hanya akan menilaimu dari permukaannya saja, kamerad. Untuk dapat memiliki hal-hal itu (barang-barang dan status kelas), engkau harus punya uang untuk membelinya. Sementara engkau tak selamanya mampu mengakses itu karena sedari kamu lahir tirani ekonomi telah meluluhlantakkan dirimu dan lingkunganmu. Kemudian, engkau harus bekerja agar dapat uang dan mampu mengakses hal-hal tersebut. Untuk dapat diterima kerja, engkau harus menghilangkan kekritisan dan kreatifitasmu dan hanya menuruti perintah bosmu. Akh, ternyata uangmu tak cukup banyak kamerad: engkau harus bekerja lebih keras dan lebih banyak lagi. Untuk itu, engkau harus benar-benar menjadi robot dan menghilangkan kemanusiaanmu yang masih tersisa. Akhirnya engkau pun lupa, benar-benar lupa, akan tujuan awalmu menjadi bahagia.

Mempunyai uang dan mampu mengakses banyak hal adalah sesuatu yang membahagiakan, memang. Tapi tidakah terlihat bahwa hanya sedikit saja orang yang mampu menjadi seperti itu? Padahal, bukankah hal-hal seperti itu seharusnya dapat diakses dan dinikmati oleh banyak orang?

Kebahagiaan adalah nilai yang luhur. Inilah dikotomi antara kerja dan bersenang-senang. Kerja yang didasarkan oleh tanggung jawab, mereduksi harmoni ke dalam beban. Bersenang-senang didasarkan oleh rasa cinta. Ia takkan pernah menjadi suatu beban karena ia tak memuat nilai beban. Prinsipnya adalah kebahagiaan akan tercipta jika kebahagiaan terjadi di sekitarnya. Seorang personal akan tetap eksis dalam sebuah masyarakat, begitu pula sebaliknya. Kebahagiaan yang separatis sewaktu-waktu akan menciptakan konflik. Manusia baru benar-benar bebas hanya ketika berada di antara persamaan manusia yang bebas juga.

Tak Cukup Bagi Anarkis Untuk Menjadi Manusia, Ia Harus Menjadi Dinamit yang Menyala

Di tengah perang kelas yang sedang diredam ini, anarkis harus mampu menunjukkan poin-poin uniknya yang melampaui kedangkalan kritik oposisi-bayangan[4] dari sistem yang eksis hari ini. Sekaligus menohok pengorbanan diri para puritan agamis demi sesuatu di luar dirinya.

Dengan menolak cetak-biru yang dipaksakan, kita telah memulai sebuah perjalanan yang penuh petualangan untuk hidup. Masa depan belum lagi tertulis. Tak ada yang benar-benar tahu apa yang akan terjadi di sana. Satu-satunya hal yang pasti adalah saat ini kita sedang dihancurleburkan dengan sangat pelan dan terstruktur rapih. Revolusi kecil-kecilan atau bahkan yang terbesar sekaligus, jika tak melihat struktur hierarkis sebagai akar dari masalah, akan menistakan dirinya sendiri ke dalam lubang yang sama menyedihkannya. Permasalahannya bukanlah bahwa orang yang memimpin kita itu baik atau tidak. Dapat menjadi suri teladan atau oportunis. Masalahnya, ketika siapa pun—dengan ideologi apa pun—yang menceburkan diri ke dalam struktur hierarkis, akan tersedot habis di dalamnya.

Perjuangan anarkis, dengan itu harus merujuk bukan hanya pada masa lalu yang gemilang maupun masa kini yang terasa gelap. Ia harus mampu untuk membuat formula dan cetak-kecilnya sendiri. Sekedar melakukan aktifitas-aktifitas perlawanan yang telah direkuperasi, tak akan mampu menerobos kebuntuan.

Grafitty action dan mural, misalnya. Hal ini telah kehilangan daya tohoknya bagi sistem dominasi semenjak grafiti dan mural telah menjadi ajang eksistensi sebuah genk motor atau karya seni belaka. Bukan menyepelekan daya picu dari hal ini, tapi hal ini pun perlu dibarengi hal-hal laen yang memang dapat menampar kekuasaan—jika memang perjuangan ini adalah untuk hidup, bukan sekedar bertahan hidup.

Setelah sekian waktu merongrong dengan destruksi-destruksi kecil, sudah saatnya bagi para anarkis untuk memperbesar ruang destruksi tersebut. Sekedar menjadi true dalam sistem yang tak lagi peduli pada imaji maupun ideologi, akan membuat anarkis menjadi komodifikasi berikutnya. Mtv bukan hanya sekedar saluran musik, sebagaimana lirik fuck the system bukan lagi sesuatu yang agitatif.

Hidup harus dirayakan dengan segenap madu dan racunnya. Merengkuh salah satunya dengan menegasikan lainnya tak membuat kita menjadi anarkis yang kuat. Harmoni dari hal tersebut akan menjadikan revolusi dan perjuangan menjadi sebuah tarian penyemangat—seperti Infernal Noise Brigade[5] yang menjadi molotov kedua ketika para insureksioner sedang berpesta menghancurkan tatanan koersif. Dan hidup pun bukan lagi sekedar atribut pembenaran-pembenaran ideologis saja. Atau sekedar artefak “kejayaan masa muda” yang akan diceritakan dengan kebanggaan yang tolol kepada generasi sesudahnya kelak.

Dibutuhkan satu langkah nihilistik lagi bagi para anarkis untuk menjadi lebih revolusioner!


Notes:
[1] Penggunaan istilah anarkis lokal dalam tulisan ini adalah untuk menggambarkan para anarkis yang hanya bangga pada tataran imaji belaka—sebagaimana hal itu merupakan latar belakang dari tulisan ini. Tak ada maksud mendefinisikan secara hitam-putih mana anarkis yang revolusioner dengan mana yang sekedar ikut-ikutan. Tulisan ini hanyalah sebuah kritik ringan yang coba membedah keberpihakan anarkis pada perang kelas dan perayaan hidup yang lebih bergelora.

[2] Setidaknya Chumbawumba, sebuah band pop dari Inggris, punya sesuatu yang sangat inspiratif ketimbang superstar hardcore/punk.

[3] Menggunakan balaklava, atau penutup muka lainnya merupakan sebuah upaya untuk menjadi anonim dan tidak teridentifikasi oleh aparat sistem dominasi. Ironisnya, para anarkis lokal menganggap hal itu hanyalah sebagai fashion belaka. Perhatikan saja, disamping foto-foto dirinya yang menggunakan balaklava, terpampang wajahnya dengan jelas. Untuk negara dengan intelejen yang payah seperti Indonesia saja, pihak intelejen akan dengan mudah mengendus dan menangkap para anarkis. Bayangkan jika Indonesia telah sedemikian apokalips seperti yang dibayangkan Orwell dalam 1984.

[4] Term ini ditujukan bagi kelompok-kelompok oposisi kekuasaan yang seolah-olah menampilkan sesuatu yang berbeda. Tapi tentu saja, satu-satunya hal yang membedakan mereka hanya tampilan dan bentuknya saja; substansinya tak berbeda dengan kekuasaan yang sedang eksis. Beberapa contoh argumen yang dikemukakan oleh kelompok oposisi-bayangan adalah, “yang salah itu pemimpinnya karena bukan orang yang baik”; “yang salah itu sistem pemerintahannya, seharusnya industri dan lain-lainnya dikuasai negara”; “yang salah itu negaranya, seharusnya berada di bawah kekhalifahan agar rakyat makmur sejahtera”; dan lain-lainya yang sama sekali tak mempermasalahkan struktur hierarkis yang mengintegralkan pembagian manusia ke dalam kelas-kelas sosial dan diskriminasi.

[5] Infernal Noise Brigade, merupakan sebuah marching band mutan radikal yang memainkan musik untuk merubah demonstrasi yang membosankan menjadi sebuah pesta jalanan. Pertama kali dibentuk untuk berpartisipasi dalam protes anti-WTO di Seattle tahun 1999. Setelahnya, mereka banyak terlibat dalam aksi-aksi demonstrasi di Praha, Mexico, Skotlandia, dan lain-lainnya.

Senin, 28 Juni 2010

NASIONALISASI, HARAPAN ATAU ILUSI?

Umumnya, mereka yang terlibat dalam gerakan radikal kontemporer menyetujui bahwa 'nasionalisasi' - pengambilalihan aset swasta oleh negara, adalah agenda strategis perjuangan melawan kapitalisme. Terdapat optimisme yang kuat di antara pengusung nasionalisasi, bahwa dengan mengambil alih kepemilikan asing yang menguasai sumberdaya alam dan industri, kesejahteraan dapat diraih di depan mata. Jika kelompok Kiri memandang nasionalisasi adalah jalan menuju sosialisme, maka bagi para nasionalis adalah proyek menuju kedaulatan nasional.
Di Indonesia, nasionalisasi bukan isu baru. Sejak tahun 1945, kampanye nasionalisasi sering mengemuka seiring atmosfer nasionalisme, bahkan dipraktekkan pada tahun 50an saat pemerintahan Soekarno membuat Program Benteng yang menyita dan mengambilalih aset-aset kolonial, atau renegosiasi dengan profit sharing 60:40.

Di tahun-tahun ini, isu nasionalisasi kembali diteriakkan salah satunya diinspirasi keberhasilan gelombang gerakan di Amerika Latin yang membangkang terhadap neoliberalisme.
Menurut hitung-hitungan kasar, jika Indonesia mampu mengikuti Bolivia dan Venezuela dengan mengusir korporasi asing dan mengelola sendiri sumberdaya alamnya, paling tidak akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi kesejahteraan masyarakat. Sebagai ilustrasi, cadangan minyak Indonesia sekarang sekitar 4,7 miliar barel dan cadangan potensial 5,0 miliar. Bila cadangan terbukti dan 50% cadangan potensial diproduksi dengan asumsi harga minyak dipatok $ 150/barel maka Indonesia akan mendulang $ 1.000 miliar atau Rp. 10.000 triliun. Dan jika diasumsikan biaya investasi dan produksi atau renegosiasi sebesar 25%, maka masih ada Rp.7.500 triliun yang tersisa. Dapat dibayangkan betapa besar nilai komoditi minyak Indonesia. Apa yang mengemuka saat ini bukanlah tanpa sebab. Saat ini produksi minyak nasional mencapai 846.000 barel/hari, namun ironisnya hanya 159.000 barel/hari produksi Pertamina, sisanya 687.000 barel/hari atau sekitar 81,2% dikuasai korporasi multinasional.

Belum lagi sekitar belanja sektor migas sekitar Rp. 100 triliun didominasi jasa dan barang asing. Dalam dinamikanya, propaganda nasionalisasi sangat meminimalkan tinjauan khusus mengenai kapasitas dan kontrol proletariat atas produksi, dan terjebak pada fetisisme terhadap kekuatan negara dan ‘borjuasi progresif’ untuk membebaskan proletariat. Terpesona dengan apa yang berlangsung Amerika Latin lantas menjadikannya panduan absolut, salah satunya dengan menempatkan negara sebagai sesuatu yang sakral - tempat segala perubahan digantungkan. Hal ini sekaligus menegasikan peran historis proletariat dalam pengabolisian masyarakat berkelas.
Otomatisasi bahwa nasionalisasi akan membawa kesejahteraan atau menuju sosialisme dan kedaulatan nasional tersebut akan menimbulkan banyak keraguan jika menyebut deretan BUMN lalu mengkorelasikan keberpihakan ekonominya dengan kepentingan masyarakat secara luas. Tidak mungkin menyimpulkan Perhutani berpihak pada petani, karena Perhutani membunuh petani karena me-reclaiming tanah. Begitu pula PT. Perkebunan Nusantara yang di kalangan petani terkenal dengan reputasinya merampas lahan dan merepresi mereka. Sementara PERTAMINA merepresi pekerjanya yang menuntut hak dan transparansi manajemen, disaat bersamaan pekerja PT. TELKOM menolak keinginan manajemen meliberalisasi sektor telekomunikasi nasional. Hal tersebut memberikan kesimpulan bahwa perusahaan-perusahaan milik negara justru bisa menjadi oposisi bagi kepentingan publik.
Dari sini kita bisa melihat bahwa masalahnya tidak terletak pada siapa yang memiliki, asing atau domestik, swasta ataukah negara. Namun watak apa yang terkandung di baliknya. Dan watak sosial lahir dari relasi sosial yang eksis di dalamnya.

Dan pada akhirnya istilah asing juga kembali harus diperiksa, terkait dengan semakin kaburnya definisi maupun lenturnya operasional modal. Toh, kapital tidak lagi memiliki identitas asing dan domestik saat Medco, Bakri Group, atau Kalla Group sama jahatnya dengan Exxonmobil atau Freeport.

Oleh karenanya, iika kita masih (dan senantiasa) berfikir bahwa seluruh taktik dan strategi mesti terus menerus diperiksa secara kritis, maka pembacaan alternatif atas solusi-solusi tersebut tetap relevan dibutuhkan. Demi menghindari absolutisme dan menghancurkan dogmatisme, dan semenjak sebuah strategi mesti mendapatkan kritiknya terus menerus, untuk menjumpai sebuah 'garis tanpa titik balik', maka juga diperlukan penghancuran mitos-mitos yang menyelimutinya.

Hanya dengan itu kita bisa menilai apakah nasionalisasi adalah harapan bagi pekerja, atau hanya ilusi belaka.[]

Rabu, 23 Juni 2010

AGAMA & TUHAN: Ringkasan seminar di Medan

MUNCULNYA AGAMA dan TUHAN:

Beda agama dan kepercayaan terkadang amat minim. Konghucu yang dianggap sebagai kepercayaan, sekarang diakui sebagai agama di Indonesia. Apa yang disebut kepercayaan oleh sekelompok tertentu, adalah agama oleh kelompok lainnya.
Agama atau kepercayaan bisa dilacak sejak ratusan ribu abad yang lalu. Dari jaman Batu pun, para arkeolog telah menemukan bahwa penguburan homo sapiens sekitar 300.000 tahun yang lalu, telah memakai semacam ritual.

Pada masa Paleolitik akhir (sekitar 40.000 – 10.000 tahun yang lalu) sudah ditemukan beberapa patung-patung dan ukiran yang menandakan adanya penyembahan terhadap mahluk ritual. Beberapa benda ini berbentuk kepala singa, atau menyerupai Dewi Venus. Biasanya, kepercayaan mereka menyimbulkan politeisme. Kesederhanaan penggambaran para “Tuhan” mereka ini adalah cermin dari ketakjuban mereka akan alam serta kesederhanaan evolusi manusia saat itu pula. Agama adalah ekspresi dari manusia baik secara kelompok maupun individu.

Agama yang dianggap “primitif” ini, seringkali mempunyai tuhan perempuan, karena mereka menganggap kemampuan untuk mencipta adalah serupa dengan kemampuan perempuan untuk melahirkan manusia baru. Walaupun ditemukan beberapa Dewa atau Tuhan lelaki, tapi Dewi atau Tuhan perempuan jauh lebih banyak daripada yang lelaki.


Menghilangnya Tuhan Perempuan:

Jumlah manusia pun bertambah, dan begitu pula kerumitan kebudayaan mereka. Hal ini juga tercermin dalam agama dan kepercayaan mereka. Dengan bertambahnya manusia, mereka juga membentuk suatu kelompok untuk bekerja sama. Tapi kelompok-kelompok ini juga terlibat konflik satu dengan lainnya. Agama kemudian dipakai untuk menjaga stabilitas anggota kelompok ini. Agama kemudian digunakan untuk menciptakan peraturan antara kelompok yang berbeda

Namun, bersamaan dengan adanya sistem kekuasaan, agama juga dijadikan alat untuk:
- Menegaskan otoritas pemimpin, sehingga manusia yang dipimpin tidak kacau-balau.
- Hal ini terjadi di Mesir kuno dan Mesopotamia, di mana para pemimpin juga berhak mendapat kesetiaan dari pengikutnya
Karena itulah, konsep monoteisme menjadi menguntungkan bagi kelompok-kelompok ini, karena mendukung konsep kepemimpinan sentral: Ada kekuasaan yang disembah dan ada pengikut yang tidak diperbolehkan mempertanyakan otoritas sang penguasa. Inilah yang menyebabkan politeisme perlahan-lahan diganti oleh Monoteisme – karena para penguasa yang tidak ingin kekuasaan mereka terbagi. Agama sudah tidak lagi menjadi milik rakyat atau masyarakat, tapi sudah dicekoki oleh maksud politik para penguasa.

Sebab itu pula, banyak sekali Raja-Raja dan Kaisar-kaisar yang juga berlaku sebagai utusan Tuhan. Sebagai penguasa manusia, ia juga mendapat titah dari Tuhan untuk berkuasa. Hal ini untuk memperkuat kekuasaan mereka dan mencegah adanya pemberontakan.

Setelah manusia lebih terorganisir dan agama dijadikan alat oleh para penguasa yang kebanyakan lelaki, gender Tuhannya pun berubah. Semakin banyak Tuhan dan Dewa lelaki, sehingga Dewi dan Tuhan perempuan semakin langka, dan bahkan menghilang sama sekali.


Tuhan yang Menjadi Setan:

Salah satu Tuhan kuno di daerah Mesopotamia dan Timur Tengah dikenal dengan nama Ba’al. Ba’al sebenarnya adalah nama dari sekelompok Tuhan atau Dewa-Dewi. Penyembahan terhadap Baal tersebar di Mesir, Mesopotamia, Babilonia, Asiria dan bahkan Yunani. Di Yunani, mereka mengenalnya dengan Belos yang diidentikkan dengan Dewa Zeus.

Orang-orang Yahudi juga mengakui adanya Baal, selain Yahweh. Namun, pada abad ke-9 sebelum Masehi, Kerajaan Israel, yang dulunya disatukan di bawah Raja Solomon, terpecah menjadi Kerajaan Israel Utara dan Kerajaan Judah di Selatan. Omri, adalah Raja Israel saat itu. Anaknya, Ahab menikah dengan Jezebel, seorang pendeta Baal. Karena itu, Omri juga memperbolehkan pembangunan kuil-kuil Baal di Israel. Setelah Ahab menjadi raja, ia memasukkan beberapa pendeta Baal ke Israel. Nabi Elijah, yang menyembah Yahweh, memperingatkan supaya Ahab tidak lagi menyembah dewa “asing” ini. Kemudian, Elijah menantang Jezebel dan pendeta-pendeta Baal lainnya, yang kebanyakan juga perempuan.

Kisah di Alkitab adalah: Elijah membakar sesaji untuk Yahweh dan para pengikut Baal berbuat serupa. Namun, Baal gagal mengirim api kepada pengikutnya, sedangkan Yahweh (yang lelaki) mengirim api dari surga untuk membakar sesaji Elijah bahkan api itu tidak padam setelah diguyur air.
Kekalahan Baal ini membuatnya menjadi Tuhan yang sesat, yaitu Iblis atau setan. Dan karena itu juga kata Beelzebub, berasal dari Baalzebub, salah satu Iblis penghuni Neraka.

Jadi:
- Bila tuhan adalah wujud dari budaya manusia, dan telah ada tuhan-tuhan yang diganti dengan kebudayaan ini, maka mengapa kita terus menerus mempertahankan tuhan yang baku?
- Bila tuhan kita mendiskriminasi perempuan, LGBT, atau kelompok lain, mengapa kita tidak bisa mengganti tuhan tersebut?
- Apa yang membuat kita begitu takut

Soe Tjen Marching

Sunday, 21 March 2010 at 05:15

Get Your TAROT Reading