Selamat Datang! | Welcome!

DALAM WAKTU YANG SEMAKIN MENDESAK UNTUK TRANSFORMASI MIMPI, DIMANA RUANG-RUANG HIDUP SUDAH SEDIKIT TERSISA UNTUK KAMI MENGKREASIKAN MIMPI. DIMANA RUANG-RUANG HIDUP BUKAN LAGI BEBAS BERBICARA TENTANG MIMPI SETIAP INDIVIDU, BEBAS MEMILIH JALAN BUDAYA-PERADABAN UNTUK SETIAP KOMUNI, NAMUN SUDAH PENUH DENGAN MIMPI-MIMPI MASSAL DAN JALAN HIDUP BUDAYA-PERADABAN MASSAL DALAM BINGKAI PERBUDAKAN MANUSIA.

IDEOLOGI, PEMERINTAHAN, PASAR, KORPORASI, STRUKTUR HIDUP DALAM SEJARAH TERCIPTA MASIH BELUM MAMPU MEMBEBASKAN MANUSIA DI ATAS ALAM YANG NETRAL INI, MAKA UPAYA-UPAYA UNTUK MENCIPTAKAN RUANG-RUANG BEBAS DI ATAS ALAM INI ADALAH UPAYA PEMBEBASAN INDIVIDU MANUSIA.

INDIVIDU BUKANLAH APA YANG IA PAKAI, APA YANG IA KENDARAI, APA YANG IA PERCAYAI. INDIVIDU BUKANLAH SETIAP MASALAH-MASALAH YANG MELEKAT PADA DIRINYA, LABEL-LABEL YANG DIBERIKAN KELUARGA DAN LINGKUNGANNYA. INDIVIDU ADALAH ENERGI INDEPENDEN DALAM KETAKDEFINISIAN YANG MAMPU MEMBERIKAN API KEHIDUPAN KEPADA ALAM, DIMANA ENERGI TERSEBUT JUGA BERASAL DARI API KEHIDUPAN ALAM DAN INI DINAMAI DENGAN SPIRIT.

MAKA PEMBEBASAN SPIRIT AKAN MEMBEBASKAN DUNIA, ADALAH VITAL UNTUK MENGHANCURKAN RUANG-RUANG YANG MENDESAK. PERANG TERHADAP MANIPULASI INFORMASI, HARAPAN-HARAPAN PALSU, DAN SEGALA STRUKTUR YANG MELEMAHKAN INDIVIDU DAN MEMBANGUN KEMBALI RUANG-RUANG BEBAS DI ATAS KEHANCURANNYA SAMBIL MEMELIHARA DAN MENGEMBANGKAN RUANG-RUANG BEBAS YANG SUDAH TERCIPTA.

SUDAH SAATNYA BEBASKAN SPIRITMU MAKA KAMU MEMBEBASKAN DUNIAMU! ANGKAT BERPERANG KARENA INI ADALAH MEDAN PERTEMPURAN & PERTARUNGAN SPIRITUALITAS!


FREE SPIRIT-FREE WORLD
AQUARIAN
aquarian.free@gmail.com

Kunjungi Pustaka Online Aquarian

QUOTES FOR LIFE TRANSFORMATION

Senin, 18 Januari 2010

Kemana Kita akan Melangkah?: Refleksi atas Sebuah Perjalanan Kemenjadian Manusia (Part1)

Earth doesn’t belong to man
Man belong to earth
- Green Anarchy -


Krisis dan krisis. Akhir tahun 2008 hingga dua bulan terakhir diwarnai dengan serangkaian krisis, mulai dari krisis ekonomi finansial hingga konflik sengketa lahan antara petani dan korporasi. Dunia modern tempat kita berpijak, dunia modern yang kita banggakan kemajuan¬nya, dunia di mana waktu terasa berputar cepat ini seolah dikutuk takkan lepas dari krisis. Krisis memang tak pernah lepas dari kehidupan manusia saat ini, dan di antara serangkaian dan setumpuk krisis pada dunia dan masyarakat modern terdapat satu jenis krisis yang keberadaannya sangat menakutkan, namun seolah tidak mendapat perhatian serius dari kita semua. Jangankan para pemimpin negara, banyak dari anggota masyarakat biasa pun sering tidak peka. Krisis itu terdapat di tempat yang kita pijak. Krisis itu terdapat di tempat yang mem¬berikan kebutuhan hidup kita. Krisis itu berada pada ruang di mana manusia hidup. Krisis itu berada pada lingkungan hidup kita, pada bumi, pada alam. Jika kita coba bertanya apa sebenarnya akar dari berbagai krisis yang selalu hinggap pada hidup kita hing¬ga saat ini, apa yang kita bayangkan? Ada yang salah dengan cara-hidup kita? Ataukah kita akan bertanya lebih jauh dan tiba pada pertanyaan: apakah ada yang salah dengan manusia? Dengan diri kita sendiri? Dengan bagaimana kita memandang diri kita sendiri?

Industri memang berperan sangat penting dalam menghancurkan bumi. Limbah yang setiap hari pabrik keluarkan, polusi yang setiap hari pabrik hembuskan, menggerogoti alam dengan cepat. Akhir pertengahan abad 18 mungkin menjadi pijakan ketika gerak roda industri-pabrik mulai secara cepat menggerogoti alam. Revolusi Industri membawa manusia pada bentuk organisasi kehidupan baru: konsentrasi manusia dalam pabrik yang kotor dan hidup di luar pabrik dengan kon¬disi lingkungan yang buruk bagi kesehatan. Setidaknya kita dapat memperoleh gambaran mengenai hal terse¬but dengan melihat kembali situasi Inggris saat itu ke¬tika kota London dipenuhi smog (smoke and fog; asap dan kabut polusi pabrik). Gambaran kelam masa awal revolusi industri juga dapat kita lihat pada film-film populer seperti Jack the Ripper atau Oliver Twist. Cerita mengenai buruknya kondisi hidup para pekerja pabrik di Inggris pun dapat kita temukan dalam tulisan Friedrich Engels tahun 1845.

Karya revolusioner manusia telah memakan tuan¬nya sendiri. Revolusi Industri seperti memulai langkah kelam bagi kelanjutan hidup alam ini pada masa-masa setelahnya. Kini, eksploitasi terhadap lingkungan tem¬pat hidup manusia dibarengi usaha untuk membuatnya mendapat wajah baik dan ramah, dengan slogan utama yang kini kita kenal sebagai development: untuk kema¬juan hidup manusia. Baiklah, kemajuan. Kemajuan yang seperti apa?

Hari ini, siapa yang tidak terpukau oleh perkem¬bangan pesat teknologi? Pada semakin cepatnya proses olah data melalui komputer, pada semakin banyaknya fitur handphone, pada semakin cepatnya laju kereta api Shinkansen. Namun, manusia juga sering lupa bahwa dengan segala ”kemajuan” itu, banyak hal yang telah direnggut: keharusan kerja lebih keras untuk dapat membeli barang-barang terkini, keterpaksaan tidur larut dan kehilangan kesempatan bersantai karena selalu dike¬jar deadline kerja, keharusan bangun lebih pagi untuk menghindari macet karena banyaknya kendaraan motor di jalan, keharusan untuk menghirup udara kotor asap knalpot setiap pagi, kehilangan waktu bermain-main bersama anak atau teman. Apakah itu yang disebut dengan kemajuan hidup manusia modern? Ataukah memang itu yang disebut menikmati kemajuan hidup bagi manusia modern?

Kemajuan teknologi dan adanya industri yang hakikatnya sebagai pemenuhan kebutuhan hidup manusia malah membawa manusia kepada ketergantungan akan produk yang semakin banyak dan membuat mereka berlarian tunggang-langgang mengejarnya. Padahal, manusia sendiri yang menciptakan beragam teknologi untuk hidupnya itu. Lalu, apa yang menjadi persoalan? Kami melihat, jangan-jangan, persoalannya bukan hanya pada cara hidup manusia saat ini, tetapi lebih jauh dari itu: masalah terletak pada diri manusia itu sendiri; pada bagaimana manusia melihat keberadaan dirinya dalam hidup di dunia ini, pada bagaimana cara manusia menempatkan kedudukan serta perannya di alam lantas pada bagaimana cara manusia mengorganisasikan cara hidupnya.

Karena itu kita perlu menelusuri kembali perihal keberadaan kita di dunia, mengenai asal-usul kita, dan—dengan kesadaran diri yang kita miliki sekarang—mengambil pelajaran darinya serta membangun ulang cara hidup manusia modern yang lebih baik dari saat ini.[]



Jurnal Anthropost #1

Tidak ada komentar:

Get Your TAROT Reading