Selamat Datang! | Welcome!

DALAM WAKTU YANG SEMAKIN MENDESAK UNTUK TRANSFORMASI MIMPI, DIMANA RUANG-RUANG HIDUP SUDAH SEDIKIT TERSISA UNTUK KAMI MENGKREASIKAN MIMPI. DIMANA RUANG-RUANG HIDUP BUKAN LAGI BEBAS BERBICARA TENTANG MIMPI SETIAP INDIVIDU, BEBAS MEMILIH JALAN BUDAYA-PERADABAN UNTUK SETIAP KOMUNI, NAMUN SUDAH PENUH DENGAN MIMPI-MIMPI MASSAL DAN JALAN HIDUP BUDAYA-PERADABAN MASSAL DALAM BINGKAI PERBUDAKAN MANUSIA.

IDEOLOGI, PEMERINTAHAN, PASAR, KORPORASI, STRUKTUR HIDUP DALAM SEJARAH TERCIPTA MASIH BELUM MAMPU MEMBEBASKAN MANUSIA DI ATAS ALAM YANG NETRAL INI, MAKA UPAYA-UPAYA UNTUK MENCIPTAKAN RUANG-RUANG BEBAS DI ATAS ALAM INI ADALAH UPAYA PEMBEBASAN INDIVIDU MANUSIA.

INDIVIDU BUKANLAH APA YANG IA PAKAI, APA YANG IA KENDARAI, APA YANG IA PERCAYAI. INDIVIDU BUKANLAH SETIAP MASALAH-MASALAH YANG MELEKAT PADA DIRINYA, LABEL-LABEL YANG DIBERIKAN KELUARGA DAN LINGKUNGANNYA. INDIVIDU ADALAH ENERGI INDEPENDEN DALAM KETAKDEFINISIAN YANG MAMPU MEMBERIKAN API KEHIDUPAN KEPADA ALAM, DIMANA ENERGI TERSEBUT JUGA BERASAL DARI API KEHIDUPAN ALAM DAN INI DINAMAI DENGAN SPIRIT.

MAKA PEMBEBASAN SPIRIT AKAN MEMBEBASKAN DUNIA, ADALAH VITAL UNTUK MENGHANCURKAN RUANG-RUANG YANG MENDESAK. PERANG TERHADAP MANIPULASI INFORMASI, HARAPAN-HARAPAN PALSU, DAN SEGALA STRUKTUR YANG MELEMAHKAN INDIVIDU DAN MEMBANGUN KEMBALI RUANG-RUANG BEBAS DI ATAS KEHANCURANNYA SAMBIL MEMELIHARA DAN MENGEMBANGKAN RUANG-RUANG BEBAS YANG SUDAH TERCIPTA.

SUDAH SAATNYA BEBASKAN SPIRITMU MAKA KAMU MEMBEBASKAN DUNIAMU! ANGKAT BERPERANG KARENA INI ADALAH MEDAN PERTEMPURAN & PERTARUNGAN SPIRITUALITAS!


FREE SPIRIT-FREE WORLD
AQUARIAN
aquarian.free@gmail.com

Kunjungi Pustaka Online Aquarian

QUOTES FOR LIFE TRANSFORMATION

Rabu, 12 Januari 2011

MEI 1968


“...suatu konklusi yang memuaskan...”

Karena dikeluarkan oleh otoritas Nanterre, para anarkis, yang dipelopori oleh Daniel Cohn-Bendit, segera mengadakan sebuah demonstrasi protes. Kedatangan 80 polisi membuat banyak pelajar marah, mereka meninggalkan studi mereka untuk bergabung dalam pertempuran dan mengusir polisi dari universitas.
Terinspirasi oleh dukungan ini, para anarkis mengambil alih gedung administrasi dan mengadakan sebuah debat massa. Pendudukan pun menyebar, seluruh Nanterre dikepung polisi dan otoritas menutup universitas.

Di hari berikutnya para pelajar Nanterre bergabung dengan Cohn-Bendit di universitas Sorbonne yang terletak di tengah Paris. Di bawah tekanan polisi yang terus berlanjut, dan dengan ditangkapnya lebih dari 500 orang pelajar, kemarahan akhirnya berpuncak ke dalam pertempuran jalanan selama lima jam. Para polisi bahkan menyerang orang-orang yang lewat dengan pentungan dan gas air mata. Cohn-Bendit ditangkap dan diinterogasi dengan tindakan yang represif.

Larangan yang mutlak untuk melakukan demonstrasi dan penutupan Sorbonne membuat ribuan pelajar turun ke jalan. Meningkatnya kekerasan yang digunakan polisi memprovokasi dibangunnya barikade-barikade pertama: pada suatu malam, pertempuran membuat 350 polisi terluka. Tanggal 7 Mei, sebuah aksi protes besar yang diikuti oleh 50.000 orang yang menentang polisi berubah menjadi sebuah pertempuran panjang yang terjadi seharian di jalan-jalan kecil Latin Quarter. Gas syaraf polisi dibalas dengan molotov dan seruan-seruan “Panjang umur Komune Paris.” Ketika senja tiba, 250 orang polisi terbaring dengan keadaan terluka.

Pada tanggal 10 Mei, demonstrasi-demonstrasi massif yang terus berlanjut memaksa Menteri Pendidikan melakukan negosiasi dengan Cohn-Bendit. Meski mereka telah berbicara, di jalanan, 60 barikade-barikade dibentuk. Pekerja-pekerja muda telah bergabung dengan pelajar, dan serikat-serikat dagang mengutuk kekerasan polisi. Demonstrasi besar-besaran memuncak ke seantero Perancis pada tanggal 13 Mei dengan satu juta orang berada di jalan-jalan Paris.

Menghadapi protes yang massif, para polisi mengundurkan diri dari Latin Quarter. Para pelajar dengan segera merebut Sorbonne, lalu memilih seorang dari Enrage, Rene Riesel, sebagai koordinator dari Komite Pendudukan. Pendudukan akhirnya menyebar ke seluruh universitas di Perancis. Dari Sorbonne dihasilkan banyak propaganda, selebaran, proklamasi, dan poster-poster, di antaranya terdapat telegram-telegram yang ditujukan bagi penguasa-penguasa dunia:

17Mei/1968/Politbiro Partai Komunis China/Gerbang Damai Surga/Peking./Merindinglah para birokrat/kekuatan internasional dewan-dewan pekerja akan segera menghajarmu/Kemanusiaan baru akan bahagia ketika birokrat paling akhir terikat bersama usus dari kapitalis yang tersisa/Panjang umur pendudukan pabrik-pabrik/Panjang umur revolusi proletarian tahun 1927 yang dikhianati oleh Stalinis/Panjang umur proletariat Canton dan di mana saja yang angkat senjata melawan apa yang mereka sebut Tentara Popular/Panjang umur para pelajar dan pekerja Cina yang menentang apa yang yang mereka sebut Revolusi Kultural dan tatanan birokratis Maois/Panjang Umur Revolusi/Gulingkan negara/Komite Popular Pendudukan Otonomus Sorbonne/

Sekte kaum radikal tradisionial yang sekarang terisolasi dan kesal, dalam keadaan kalut berkompetisi mencari dukungan. Enrages sekalipun tertinggal karena perkembangan yang cepat.

Tanggal 15 Mei, pekerja-pekerja Sud-Aviation mengunci para manajemen di dalam kantor-kantor mereka dan menduduki pabrik. Di hari berikutnya Cleon-Renault diduduki, diikuti oleh Lockhead-Beauvais dan Mucel-Orleans. Malam harinya Teater Nasional Paris, Odeon, diambilalih untuk dijadikan tempat pertempuan permanen bagi debat massa. Selanjutnya, pabrik terbesar di Perancis, Renault-Billancourt, diduduki.

Tanggal 17 Mei sekitar seribu pabrik di Paris telah berada di tangan para pekerja mereka. Dalam waktu tiga hari pemogokan dan pendudukan telah terjadi di mana-mana, dengan enam juta orang yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Enrages Sorbonne bersiap-siap untuk bergabung dengan pekerja-pekerja Renault. Dengan bendera merah dan hitam anarkis, 4.000 pelajar melangkah menuju pabrik untuk melakukan pendudukan.

Negara dan serikat diselimuti mimpi terburuk mereka—sebuah aliansi antar pelajar dan pekerja. Sepuluh ribu polisi cadangan dikerahkan dan anggota serikat yang panik buru-buru mengunci gerbang pabrik. Jalan-jalan yang mereka tuju ditutupi, hingga para pelajar tidak dapat melakukan kontak dengan para pekerja.

Partai Komunis yang sedang dihadapkan dengan revolusi—yang menurut mereka adalah, “sebuah tekanan berbahaya yang diciptakan oleh para anarkis dan pengacau yang oleh karena itu harus kita kalahkan”— menyuruh anggota-anggota mereka untuk menghajar pemberontakan. Mereka melakukan negoisasi dan konspirasi dengan pemerintah dan bos-bos agar mereka menyetujui beberapa reformasi seperti kenaikan gaji, jam kerja lebih pendek, kondisi-kondisi yang lebih baik. Namun ketika mereka kembali ke pabrik untuk mengumumkan kesuksesan lobi mereka, mereka sadar kalau mereka sudah telat dan kehilangan pengaruh. Di Billancourt, 25.000 pekerja mencemooh mereka sampai ke luar pabrik.

Niat pemerintah untuk mendeportasikan Cohn-Bendit—yang merupakan seseorang kelahiran Jerman—malah mengakibatkan demonstrasi yang lebih besar lagi di Paris. Meskipun kaum komunis dan orang-orang serikat telah mengutuk demonstrasi, masih banyak pekerja yang tertarik untuk bergabung. Ketika menemukan rute mereka menuju Balai Kota diblok oleh polisi anti huru-hara, pertempuran tersengit yang belum pernah terlihat sebelumnya pun terjadi. Gedung Bursa Saham dibakar dan dua stasiun polisi dirusak. Di hari yang sama pertempuran serupa terjadi di Lyons, Bordeaux, Nantes, dan Strasbourg.

Masa depan mulai terlihat seimbang. Sebagaimana demonstrasi berkembang dan pendudukan yang terus berlanjut, Presiden De Gaulle berniat mempersiapkan “cara yang lain”. Secara diam-diam, Jendral-jendral utamanya menambah kekuatan sebesar 20.000 tentara yang akan dikerahkan menuju Paris. Tanggal 30 Mei, satu juta pendukung pemerintah berparade menuju ibukota dengan menyerukan “Lempar Cohn-Bendit ke oven gas”—ia seorang keturunan Yahudi. De Gaulle mengumumkan pilihan: sebuah pemilihan umum, atau perang sipil.

Kelompok-kelompok para-militer mulai bermunculan, studio-studio tv diduduki oleh polisi, dan setelah pertempuran kecil polisi bersenjata menguasai Kantor Pos di Rouen yang tadinya diduduki oleh para pelajar dan pekerja. Tanggal 7 Juni, polisi melakukan sebuah penyerangan terhadap reclaiming di Flins steelworks, yang memicu pertempuran selama empat hari. Insiden ini mengakibatkan satu pekerja tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka. Tiga hari kemudian, pekerja-pekerja Renault ditembaki oleh polisi: dua orang mati dan sebelas orang mengalami luka serius.

Sebagai respon, pertempuran baru meledak di seluruh 73 barikade yang terletak di Latin Quarter, berpuncak pada penutupan Sorbonne dan lebih dari 1000 orang terluka. Tanggal 12 Juni, setiap demonstrasi dilarang, kelompok-kelompok radikal menjadi ilegal dan para aktivisnya ditangkapi. Diserang dari berbagai sisi, dan dengan meningkatnya kekerasan negara, reaksi yang semakin luas dan pengkhianatan orang-orang komunis serta anggota serikat, pemogokan umum dan pendudukan pun ambruk.

Situasionis menyimpulkan Mei 1968 sebagai:

Jika memang gagal, itu karena orientasinya menuju Dewan-dewan Pekerja lebih dahulu berkembang daripada setiap persiapannya untuk menuju hal tersebut... Senjakalanya yang di dalam satu momen menyalakan bentuk dari sebuah dunia baru. Itulah apa yang kita lihat di Perancis di bulan Mei pada waktu itu. Bendera merah dan Hitam dari demokrasi pekerja berkibar bersama di udara. Kapak telah menancap pada akar pohon. Sekarang kami yakin akan konklusi memuaskan yang telah kami lakukan.

 Materi diambil dari buku ANARKI: SEBUAH PANDUAN GRAFIS karya Clifford Harper

Tidak ada komentar:

Get Your TAROT Reading